Phaselis: The Beauty from Olympos

Hangatnya sinar matahari di Marina Antalya menyinari jendela kamarku pagi ini. Aku terbangun dari tidurku yang nyenyak di kamar dorm yang dingin ini. Aku pun langsung mandi dan kemudian duduk manis di lobby dorm menunggu sarapan pagi disiapkan oleh Hasan. Bagi yang sudah pernah ke Turki, pasti tahu kalau sarapan pagi di Turki adalah saat yang paling ditunggu setiap hari. Sarapan yang kaya dengan buah, sayur, keju, madu dan roti membuat diriku selalu semangat bangun pagi dan sarapan sebelum melanjutkan perjalanan. Sarapan di Marina Hostel ini walau tidak selengkap sarapan di Kars, tapi memiliki nilai lebih yaitu telur dadar dengan sosis. Telur ini disiapkan langsung dari dapur Hasan. Rasanya mantap!

13935039_10154269862538654_5194269789908961435_n
ngiler ga sih liat sarapan kayak gini?

Usai sarapan, aku pun berangkat menuju Otogar Antalya. Tujuanku hari ini adalah reruntuhan kota Phaselis yang terletak di antara Kemer dan Olympos, sekitar 1 jam dari Antalya. Phaselis dapat dicapai dengan bis dari Otogar Antalya yang berangkat tiap setengah jam. Otogar Antalya yang modern memiliki dua bagian. Sehirlerarasi Terminali (Intercity Terminal) yang melayani rute bus antar kota dan Ilceler Terminali yang melayani rute bus di provinsi Antalya yang berjarak dekat. Karena Phaselis masih terletak di provinsi Antalya, aku pun menumpang bis yang sudah terparkir di depan Ilceler Terminali.

Perjalanan menuju Phaselis berjalan lancar di bawah matahari Antalya yang hangat sampai bis kemudian dihentikan oleh mobil polisi yang berpatroli. Dua orang polisi kemudian naik ke bis dan meminta semua penumpang untuk menyerahkan kartu identitas. Aku pun sempat bingung karena pasporku kutinggal di hostel. Ketika polisi tersebut menanyakan pasporku, aku pun menjawab jujur “ Pasport, Hotel”. Polisi tersebut terlihat ragu awalnya namun kemudian aku pun dibiarkan begitu saja. Para penumpang kemudian diminta turun dan ditanyai tentang tujuan dan maksud perjalanan mereka sementara aku hanya duduk di bis. Seorang pria ditahan polisi dan supir mengembalikan ongkos bisnya. Pria ini pun tidak ikut naik ke bis dan perjalanan pun dilanjutkan. Hal ini baru pertama kali terjadi selama dua kali aku ke Turki. Biasanya polisi tidak pernah menghentikan bis apalagi sampai memeriksa identitas penumpang.  Mungkin kali ini ada hubungannya dengan insiden serangan teroris di bandara Ataturk dua hari sebelumnya. Insiden ini semakin meningkatkan kesiagaan aparat untuk mengamankan Turki dari serangan teroris. Ah semoga Turki selalu aman.

Setelah berada dalam bis selama sejam, akhirnya aku sampai di Phaselis. Phaselis adalah reruntuhan kota Romawi yang awalnya merupakan koloni yang didirikan oleh penduduk Yunani dari Rhodes. Kota pelabuhan ini terletak di tanah genting dengan tiga pelabuhan yang membuat kota ini ramai dikunjungi kapal-kapal di Laut Mediterania. Posisinya yang strategis membuat bangsa Persia merebut kota ini dan menjadikannya salah satu pelabuhan utama di Asia Minor. Kekuasaan bangsa  Persia tidak berlangsung lama karena Alexander Agung mengalahkan bangsa Persia dan menguasai wilayah jajahannya. Phaselis kemudian menjadi milik Dinasti Ptolemy (salah satu jendral Alexander Agung) dari Mesir dan Kekaisaran Romawi menjadi penguasa kota ini setelah Mesir kalah dari bangsa Romawi. Di bawah Kekaisaran Romawi, Phaselis tidak henti2nya mengalami serangan bajak laut. Kota ini kemudian semakin menurun pamornya dan kemudian ditinggalkan oleh para penduduknya.

Reruntuhan kota Phaselis sekarang terletak di dalam kawasan hutan lindung (Olympos National Park). Ketika sampai di pintu masuk, aku harus berjalan di tengah hutan pinus yang harum dan rindang sekitar 1 km untuk mencapai reruntuhan Phaselis yang sebagian besar terletak di sekitar pantai. Jalan kaki di tengah hutan pinus yang sepi itu seru loh, sinar matahari yang terik pun rasanya tidak begitu menyengat di tengah hutan ini. Setelah berjalan selama sekitar 15 menitan, aku pun sampai di pantai berbatu kerikil dengan beberapa reruntuhan yang tidak dikenali lagi wujudnya. Pantai ini dulunya merupakan bagian dari pelabuhan Phaselis. Sekarang, turis-turis lokal memanfaatkan ketenangan airnya sebagai tempat berenang. Beberapa keluarga tampak asyik berpiknik sambil menikmati pemandangan. Tak jauh dari pantai ada reruntuhan Aquaduct (saluran air) yang terlihat dramatis dengan pohon-pohon pinus yang menjadi latarnya.

Reruntuhan utama Phaselis terletak tidak jauh dari pantai. Ada teater berukuran sedang dengan latar pemandangan pegunungan Bey yang indah. Siapapun yang duduk di sini dan menikmati pertunjukan pasti terhibur dengan pemandangan latarnya yang indah. DI sisi Teater, terdapat jalan kuno yang di kiri dan kanannya terdapat reruntuhan bangunan kuno seperti pemandian, toko dan banyak bangunan yang tidak diberi nama. Aku berjalan menuju ujung dari jalan kuno ini dan kemudian sampai di sebuah reruntuhan pelabuhan. Uniknya, kapal-kapal gulet masih berlabuh di sini untuk menurunkan turis-turis yang berkunjung menikmati kota tua Phaselis atau sekedar berenang di pantainya. Setelah turis-turis ini pergi, Phaselis pun kembali sunyi. Usai menikmati kesendirian di Phaselis, aku pun berjalan kembali ke pintu masuk dan menunggu bis menuju Antalya. Bis dari Tekirova datang setiap 20 menit sekali dan aku menunggu sekitar 30 menit sampai bis datang. Bis menuju Antalya ini pun melaju meninggalkan Phaselis.

Things to know :

  1. Jika anda ingin mengunjungi Phaselis, anda bisa menumpang bis dari Antalya Otogar (Ilceler Terminali) dan bertanya di agen bis yang terdapat di sana. Agen bis akan menunjukkan bis tujuan Phaselis dan anda bisa membayar tiket di atas bis (10 Lira).
  2. Phaselis terletak dalam kawasan cagar alam, sehingga anda dilarang membawa makanan di tempat ini. Namun ketika saya disana banyak juga keluarga yang berpiknik dan membawa makanan sendiri.

Leave a Reply