Ketika mengunjungi suatu tempat wisata, saya biasa menghindari makan di restoran tempat kerumunan turis duduk. Umumnya restoran di kawasan turis selain mahal rasanya juga standar bahkan cenderung tidak enak menurut standar lokal. Hal ini disebabkan karena turis umumnya tidak tahu harga dan rasa yang enak sesuai standar lokal makanya restoran kawasan turis pun menyajikan makanan medioker. Saya lebih suka mencari tempat makan yang biasa dikunjungi oleh penduduk lokal walaupun harus mengembara jauh dari tempat turis berkumpul. Di Praha, tempat itu saya temukan di restoran Lidova Jidelna Tesnov.
Lidova Jidelna Tesnov adalah nama restoran ala kantin yang terletak di kawasan Praha 8, sekitar 5 menit berjalan dari Terminal Bis Florenc. Restoran yang konsepnya ala tahun 70an ini ramai dikunjungi penduduk lokal yang kebanyakan adalah karyawan. Di Ceko, kantin biasa terdapat di dekat sekolah atau perkantoran dan harganya lebih tentu lebih murah dibanding restoran biasa. Kantin ini memiliki konsep self service sehingga kita memilih sendiri makanan di counter dan membayar setelah mengambil makanan. Kami menemukan restoran ini lewat aplikasi Zomato yang sangat membantu untuk mencari restoran dengan rating bagus sesuai budget. Oiya, restoran-restoran di Ceko juga menyajikan daily menu atau menu hari ini yang harganya lebih murah dibanding makanan yang lain. Menu makanan di Daily Menu berbeda-beda setiap hari namun umumnya ditulis di depan restoran atau di layar menu restoran.
Setelah berjalan-jalan di kawasan Old Town dan numpang foto di John Lennon Wall, kami pun kemudian pergi makan di Lidova Jidelna. Awalnya kami bingung karena semua menu yang ditayangkan di layar LCD dalam bahasa Ceko, namun saya langsung menggunakan aplikasi google translate, snap picture dan kami pun mengerti isi menu yang tadinya misterius tersebut. Seorang pria yang baru saja selesai makan menyarankan kami makan Svitchkova, sejenis goulash dengan dumpling dan saus cranberry. Namun kami sudah makan Goulash kemarin dan memutuskan untuk makan sesuatu yang lain.
Bergabung dengan barisan antrian, kami kemudian menunjuk nama makanan pilihan kami di layar handphone saya. Ibu penjaga cafetaria pun tersenyum dan datang dengan steak ayam pilihan si Nyonya dan Baked Spaghetti pilihan saya. Untuk minuman, saya memilih satu botol bir besar untuk kami berdua. Kami sempat terkejut ketika harga untuk dua menu dan satu botol bir hanya 184 CZK atau Rp 120 ribuan. Harga yang cukup murah mengingat rasa dan porsi yang cukup besar. Kami harus berjuang untuk menghabiskan makanan dengan porsi besar ini.
Ketika makan, kami mengamati penduduk lokal yang selalu membereskan piring makan sendiri dan membawanya ke pantry. Semua teratur dan tidak ada yang meninggalkan sampah atau piring kotor di meja. Kebiasaan baik yang patut kita tiru.
Tips mencari makan murah di Praha:
- Jauhi tempat turis dan hindari tempat makan yang menyajikan menu dengan bahasa selain Ceko. Biasanya tempat ini merupakan restoran khusus turis dan rasanya pun ala kadarnya.
- Gunakan aplikasi Zomato untuk mencari makanan sesuai budget. Pilih opsi filter dan tentukan pilihan budget dan jenis restoran. Restoran murah umumnya berupa canteen atau cafetaria, namun tidak menutup kemungkinan ada juga restaurant murah.
- Gunakan aplikasi Google Translate untuk mengetahui arti menu. Ada fitur translate melalui foto yang dapat gunakan. Anda cukup memotret menu dan meminta Google Translate untuk menerjemahkan dengan goresan jari anda.