Terbangun di capsul dorm jam 6 pagi itu sungguh nikmat. Biasanya saya butuh waktu untuk menyesuaikan waktu tidur dan cenderung bangun terlalu pagi. Namun kali ini saya bangun jam 6 pagi sementara si Nyonya masih pulas tertidur. Ketika menengok keluar jendela, ternyata di luar sana sedang hujan. Ah pantes bisa nyenyak tidurnya, lagi gerimis mengundang toh. Setelah bermalas-malasan kurang lebih sejam, saya pun kemudian membangunkan si Nyonya dan bersiap menjelajah Ipoh.
Gerimis yang sekarang sudah mulai reda pun merestui perjalanan kami. Suhu udara yang sejuk ditambah jalanan yang sepi membuat kami seolah berada di kota mati. Maklum, hari masih pagi dan banyak penduduk Ipoh yang masih ngulet karena hari ini adalah hari Minggu. Jalan di Ipoh mengingatkan saya pada kawasan China Town Singapura dengan bangunan-bangunan arsitektur peranakan yang berjejer rapih. Jembatan besar yang membentang di atas sungai Kinta pun mengingatkan saya pada salah satu jembatan di Singapura dengan lampu jalan ala era kolonial Inggris. Seperti banyak kota di Malaysia, Ipoh adalah bekas jajahan Inggris yang dibangun dengan model yang sama oleh pemerintah kolonial. Bangunan gereja, jembatan serta pengelompokan kawasan pemerintahan dan pemukiman berdasarkan etnis.
Setelah melewati jembatan, kami pun berjalan sekitar 10 menit dan mata kami tertuju pada lukisan mural anak-anak bermain lompat tali yang ada di seberang jalan. Ternyata kami secara tidak sengaja menemukan Mural Art Lane yang merupakan jalan perumahan dengan berbagai mural indah. Mural-mural di sini melukiskan kehidupan sehari-hari penduduk Malaysia yang terdiri dari etnis Melayu, Cina, dan India. Ada lukisan perayaan keagamaan umat Hindu, ada juga tarian ala Melayu sampai ke lukisan 8 Dewa menyebrang lautan dari etnis Cina. Berbagai mural ini juga ditambah dengan lukisan anak-anak yang sedang bermain petak umpet, lompat tali dan juga mural tokoh dunia seperti Nelson Mandela dan Bruce Lee.
Pada saat kami sampai, kami hanya berdua saja di jalan ini. Tidak ada turis lain yang berfoto dan kami pun langsung menunaikan hasrat foto-foto kami disini. Mumpung gada orang, berfotolah sepuasnya. Dari pose nyantai sampe foto ikut-ikutan main petak umpet pun kami lakoni dan hasilnya satu album penuh foto narsis haha. Sejak mengunjungi Penang dulu, saya memang menyukai lukisan mural yang menurut saya humanis. Lukisan mural karya Ernest Zacherevic, seniman ala Lithuania, di Penang membuat seni mural menjadi populer dan booming di Penang dan juga Malaysia. Sang seniman yang selalu melukis dengan tema kehidupan sehari-hari penduduk lokal ini enak dilihat dan memberikan nuansa baru berwisata ke Penang. Ernest juga mempersembahkan 7 lukisan muralnya di Ipoh, namun sayang kami tidak menyadari keberadaannya sampai saat-saat terakhir kami mengunjungi Ipoh. Hmm.. sayang sekali, but there is always next time.
Additional Info:
- Mural Art Lane terletak di kawasan Old Town kota Ipoh tepatnya di Jalan Mesjid.
- Ada banyak lukisan mural tersebar di Ipoh dan jika anda ingin mengunjungi semuanya, anda bisa meminta peta di Tourist Information Center di Jalan Tun Sambhatan.