“Can I park here?” tanya saya kepada seorang penjual minuman di tepi jalan. “Sure.Go ahead.” jawabnya sambil tersenyum. Saya pun memarkir motor saya di sebelah “warungnya” dand duduk sebentar mengelap keringat yang bercucuran. Panas sekali cuaca di daerah ini. Botol yang berisi air suci dari Rumah Bunda Maria pun segera kubuka dan kuminum.Segarnya..Sekarang tatapan saya tertuju pada bangunan teater besar di depan saya. Ya…saya telah sampai di Miletus.
Miletus adalah kota pelabuhan yang kaya karena lokasinya yang sangat strategis di mulut Sungai Meander dan memiliki akses langsung ke pantai barat Asia Kecil (nama Turki di zaman dahulu). Miletus juga merupakan asal beberapa filsuf Yunani terkenal seperti Thales, Anaximander dan Anaximenes. Kota pelabuhan ini juga memiliki banyak koloni di daerah Laut Mediterania dan kekayaannya menjadikan kota ini sebagai salah satu pelopor pembuatan mata uang koin. Rasul Paulus tercatat pernah mengunjungi kota ini dalam misi penginjilannya. Di kota ini, Rasul Paulus bertemu dengan para tetua gereja dari Efesus sebelum dia meneruskan perjalanannya menuju Yerusalem (Kisah Para Rasul 20:16-38). Kejayaan Miletus akhirnya menurun setelah Sungai Meander yang mengendap sehingga pelabuhan-pelabuhan Miletus tidak lagi bisa berfungsi. Wabah malaria juga akhirnya membuat kota ini ditinggalkan penduduknya pada masa Kesultanan Ottoman.
Ketika tiba disana, sulit untuk membayangkan bahwa Miletus adalah kota pelabuhan.Endapan Sungai Meander telah mengakibatkan kota ini sekarang terpisah 8 kilometer dari laut. Saya bergegas berjalan menuju Grand Theater yang tampak megah walau tidak utuh lagi. Bangunan teater ini adalah teater pertama yang saya kunjungi di Turki. Saya berjalan mengelilingi dan duduk di kursi penumpang dan dengan norak merekam aktivitas saya sendiri dengan kamera. Hebat sekali yang membangun gedung teater ini. Saya bahkan dapat mendengar suara turis Italia yang sedang ngobrol dengan anaknya di bawah panggung teater walaupun saya sedang berada di kursi atas. Saya sempat berjalan melalui lorong-lorong yang menghubungkan gedung teater. Lorong-lorong ini pernah dipakai oleh para pemain drama dan bahkan para gladiator yang siap bertempur demi sebuah pertunjukan.
Karena keterbatasan waktu, saya pun terpaksa hanya bisa mengunjungi gedung teater ini. Ada banyak bangunan lain di situs ini yang belum sempat saya kunjungi. Miletus belum sempat diekskavasi seluruhnya dan siapa tahu di masa mendatang saya bisa mengunjungi bangunan-bangunan baru yang akan ditemukan. Saya pun segera berjalan menuju ke motor bebek Vitello saya yang setia menanti saya. Puas dengan Miletus, saya segera melanjutkan perjalanan ke Didyma
Things you should not miss : Grand Theater, reruntuhan benteng Byzantium,Bath of Faustina, Sacred Way
Opening hours : 08:00-19:00
Entrance Ticket : 10 TL (gratis kalau penjaganya tidak ada hehehe)
How to get there : Miletus terletak jauh dari jalan utama dan cara termudah ke situs ini adalah dengan ikut Tour PMD ( Prienne, Miletus, Didiyma). Jika anda berpergian dengan kendaraan pribadi, Miletus dapat dicapai 20 menit setelah desa Akkoy (klik disini untuk info lebih lengkap)