Artikel-artikel diblog ini memiliki afiliasi dengan situs-situs sponsor dan jika anda mengunjungi situs tersebut, penulis akan mendapatkan pemasukan dari situs tersebut.
Artemis membidik panahnya ke seekor ular Anaconda besar yang sedang mengincar rusa kesayangannya. Tatapannya tajam bagai istri yang melirik suami yang melirik perempuan seksi lewat, jarinya stabil siap meluncurkan anak panah ke mata ular ganas tersebut..sesaat sebelum panahnya meluncur, sebuah anak panah lain menghujam mata sang ular yang langsung terkapar tewas. Artemis menoleh ke belakangnya. Seorang raksasa tampan berdiri memegang busur dan tersenyum ramah ala Lee Min Ho. Artemis kagum sekaligus heran karena kemampuan raksasa ini tidak kalah dengan dirinya dan adiknya, Apollo sang dewa matahari nan galau tersebut. Nama raksasa tersebut adalah Orion.
Orion lahir dari kulit sapi yang dikencingin Zeus,Hermes dan Poseidon (yep…gue kagak boong, google aja). Konon Raja Hyrieus mendapat kehormatan untuk menjamu Zeus,Hermes dan Poseidon . Raja tersebut menyajikan steak Kobe terbaik dari Jepang dan membuat ketiga dewa tersebut berteriak ,”Haoce sen cin ping!!(terj: ENAK GILA)!!”. Sebagai tanda terima kasih ketiga dewa tersebut bertanya apa yang bisa mereka berikan kepada Hyrieus. Hyrieus yang sudah tua namun tidak memiliki keturunan meminta anak kepada ketiga dewa tersebut. Entah memang lagi pengen ngeprank atau mabok berat, ketiga dewa tersebut meminta kulit sapi dari steak yangmereka makan dan kemudian dikencingin rame2. Kulit sapi bau pesing tersebut kemudian dikubur selama 10 bulan dan dari kulit tersebut tumbuh seorang anak berbadan besar yang kemudian diberi nama Orion dari kata bahasa Yunani Ourios yang artinya Aer Kencing.
Orion dan Artemis kemudian bersahabat dekat. Keduanya memiliki hobi yang sama yaitu berburu. Berdua mereka berkeliling dunia memburu monster dan binatang berbahaya sambil beradu kebolehan. Saat Artemis berhasil membantai T-Rex, Orion berhasil mengakhiri hidup Allosaurus. Ketika Artemis menghajar satu koloni Velociraptor, Orion berhasil mengusir kawanan mammoth. Keduanya saling beradu kemampuan sampai kaum dinosaurus pun punah dari bumi. Gaia , sang Mother Earth, cemas kedua pemburu iseng ini akan membantai semua binatang buas di muka bumi, kemudian membangkitkan seekor kalajengking ganas untuk membunuh Orion. Pertarungan ganas antara kalajengking dan Orion pun terjadi . Panah Orion tidak mampu menembus cangkang si kalajengking yang ganas, sungutnya yang beracun pun tidak bisa membunuh raksasa bau pesing ini. Artemis yang kebetulan baru balik dari ngopi cantik di Starbucks kemudian membantu Orion dengan panah peraknya. Kalajengking tersebut pun tewas terkena panah sang dewi. Sadar ulah mereka berdua telah membangkitkan amarah Gaia, Artemis dan Orion pun berhenti berburu. Keduanya sekarang sibuk plesiran di sekitar Laut Mediterania. Artemis yang sebelumnya pernah bersumpah untuk tetap perawan mulai bimbang dan mulai mencintai Orion lebih dari teman biasa. Dari temen jadi demen, begitulah gumam sang dewi perburuan. Sambil menatap matahari tenggelam di Santorini, Artemis pun kemudian menyenderkan kepalanya ke bahu Orion yang bau tengik itu.
Pemandangan romantis ala film-film Korea ini menganggu Apollo sang dewa matahari. Apollo yang galau akut akibat cintanya yang gagal tidak senang melihat kakak kembarnya hepi-hepi di Santorini sambil maen film Korea. Lagian Apollo sejak kecil terlahir membenci kaum raksasa. Maklum ketika masih berada dalam kandungan ibunya, Apollo dibawa lari-larian oleh sang ibu yang dikejar ular raksasa bernama Phyton. Setelah lahir, Apollo langsung memburu ular raksasa tersebut dan membunuhnya. Kakak kesayangannya sekarang pacaran dengan raksasa bau pesing? NO WAY!
Suatu ketika Apollo mengajak Artemis ke Delos untuk ngeteh di pinggir pantai. Apollo sengaja ngeledek Artemis yang menurutnya kalah jago memanah dibanding dirinya. Artemis yang kompetitif tidak terima dikatain cupu oleh adiknya. “Gue yakin lu ga bisa manah titik hitam di ujung laut sana.” goda Apollo. “hold my beer..” kata Artemis sambil melesatkan anak panah ke titik hitam di seberang laut. ZEPPP!!!! Panah tersebut mengenai sasaran dan tak lama permukaan laut berubah menjadi merah. Artemis menghampiri sasarannya dan terkejut sambil berkata “TIDAKKKKKKK!!!!”
Kekasihnya telah terbujur kaku berlumuran darah akibat panahnya. Artemis telah memanah kekasihnya sendiri. Artemis yang diperdaya Apollo terpuruk dan bernyanyi,” Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam.Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang.Aku tanpamu butiran debu.” Zeus yang tergerak mendengar tangisan anaknya kemudian meletakkan Orion di langit agar Artemis dapat mengenang sang kekasih di malam yang sunyi. Orion sang pemburu itu sekarang abadi sebagai konstelasi bintang menatap sang kekasih yang selamanya bersumpah mencintainya.
FAKTA:
1. Rasi Bintang Orion terletak berjauhan dengan Rasi Bintang Scorpio.Orion dan sang kalajengking pun tetap bermusuhan walau sudah menjadi konstelasi.Kita tidak dapat melihat kedua rasi bintang ini di langit yang sama.
2. Artemis sang dewi Bulan juga dianggap sebagai dewi perburuan. Namun di Efesus, Artemis juga merupakan dewi kesuburan dan memiliki wujud yang berbeda dengan umumnya.