Setelah menghabiskan makan siang ala kadarnya di KFC, kami kemudian berjalan menuju tujuan kami selanjutnya yaitu, Basilica of St Stephen. Gereja ini merupakan gereja terbesar di Hungaria dan tentu saja anda akan menyadari betapa megah gereja ini dari kejauhan. Bangunan gereja yang berwarna putih gading dengan dua menara mengapit kubah besar di tengahnya akan membuat anda takjub dengan keindahan arsitekturnya. Dibangun di atas lahan yang dulunya merupakan arena adu binatang, gereja ini dinamakan St Stephen yang merupakan raja pertama Hungaria. Raja Stephen merupakan seorang pemeluk katolik yang taat dan berjasa untuk menyatukan suku-suku Magyar menjadi satu bangsa Hungaria yang kuat.
Ketika kami sampai di gereja ini, gereja sudah dibuka untuk pengunjung. Sebagian besar pengunjung merupakan turis walau ada juga penduduk lokal yang datang untuk berdoa. Ada suatu perasaan haru yang selalu saya rasakan setiap kali memasuki bangunan keagamaan. Entah itu gereja, mesjid, sinagoga, atau kuil, semua memiliki atmosfir yang tenang dan agung. Suatu perasaan damai yang menyertai langkah saya ketika memasuki bangunan tersebut, dan perasaan tersebut saya rasakan ketika memasuki gereja St Stephen. Langit-langitnya yang tinggi menjulang sampai ke kubah gereja yang dihias dengan indah membuat saya tiada henti berdecak kagum. Beberapa pilar gereja menggunakan marmer berwarna merah yang membuatnya berbeda dari banyak gereja yang pernah saya kunjungi. Ornamen gereja yang berwarna emas membuat keindahan interior gereja yang indah semakin gemerlap. Di bagian kanan ruang gereja terletak altar dengan relik tangan kanan St Stephen. Di abad pertengahan, relik atau peninggalan para santo atau santa dianggap sebagai benda suci yang bisa meningkatkan devosi umat. Relik peninggalan St Stephen ini merupakan barang paling berharga di gereja ini. Di bagian belakang altar terdapat jendela dengan mosaik kaca yang menggambarkan seorang santa yang berdiri dengan anggun.
St Stephen’s Cupola St Stephen’s Reliquary
Kami menghabiskan waktu satu jam di gereja ini. Duduk dan mengamati keindahan gereja yang nampaknya semakin ramai dengan pengunjung. Perut kami yang belum benar-benar kenyang pasca makan KFC kemudian menyadarkan kami untuk segera beranjak dari gereja dan mulai mencari makanan. Kami berjalan menikmati suasana kota Budapest yang indah. Tak salah jika banyak yang mengatakan kalau Budapest tak kalah indah dari Paris. Bangunan-bangunan khas Neo Baroque berdiri di kawasan pusat kota, jalur pejalan kaki yang luas serta pepohonan yang rindang membuat jalan-jalan di kota ini menyenangkan.Langkah kami membawa kami ke jalan Vaci Utca yang merupakan kawasan shopping paling terkenal bahkan sejak jaman paham komunis masih merupakan ideologi Hungaria. Di jalan ini para penduduk Budapest bisa menikmati barang-barang dari barat seperti pakaian, sepatu sampai Hamburger McDonald yang dilarang oleh pemerintah Soviet. Sekarang tempat ini masih ramai dan menawarkan suasana belanja khas Eropa yang elegan. Kami jalan-jalan tanpa tujuan sampai kami menemukan sebuah restoran lokal bernama Belvarosi Disznotoros. Kerumunan orang yang mengantri di depan restoran membuat kami tertarik dan ingin tahu seperti apa makanan yang di jual restoran ini. Ternyata restoran ini menjual masakan ala Hungaria. Kali ini bukan Goulash yang kami temui, tapi sebagian besar merupakan daging panggang dan sosis. Setelah ikutan mengantri, kami pun kemudian membeli satu buah black sausage ,sepotong paha ayam, dan sepiring nasi. Kami pun kemudian menikmati makan siang kami sambil berdiri karena restoran ini tidak menyediakan kursi. Gimana rasanya? hmmm.. ayamnya sih lumayan, namun black sausage yang katanya adalah makanan spesial restoran ini memiliki rasa yang unik dan kurang cocok dengan selera kami.
Makan Siang Kami Restoran Hungaria Street in Budapest
Setelah menikmati makan siang kami pun kemudian kembali ke apartemen Martina untuk beristirahat. Si Nyonya menikmati quality time bermalas-malasan di sofa apartemen yang nyaman, sementara saya berjalan ke seberang apartemen untuk ngopi dan melihat-lihat toko-toko di sekitaran apartemen. Santai dulu sejenak sebelum kami melanjutkan perjalanan kami nanti malam, kembali ke Fisherman’s Bastion untuk menikmati suasana malam yang romantis.