Dari semua tempat yang pernah saya tinggali, mungkin kamar di apartemen Sandra ini yang paling nyaman. Saya terbangun di pagi yang cerah dengan sinar matahari yang menembus jendela kaca besar kemudian membelai mata saya yang masih enggan terbuka. Udara pagi yang sejuk benar-benar membuai saya yang masih bersembunyi dibalik selimut namun panggilan alam di pagi hari pun kemudian memaksa saya bangun dan berjalan ke toilet. Pagi ini masih sepi. Sandra dan suaminya pun belum bangun dari tidurnya. Saya menatap keluar jendela dan mendapati sebuah lapangan luas dengan pepohonan dan bangku taman. Sesekali beberapa orang berjalan melewati taman tersebut dan menghilang di balik bangunan apartemen yang berdiri menjulang di depan. Sebuah bangunan besar dengan spanduk warna warni dan gambar anak-anak bermain terlihat di sebelah bangunan apartemen. Ternyata bangunan ini adalah bangunan sekolah.
Sekolah deket penginapan kami kawasan apartemen airbnb kami
Saya pun kemudian berjalan keluar dan mencari supermarket Tesco yang terletak dekat dengan apartemen Sandra. Supermarket di Bratislava buka sangat pagi. Jam 6 pagi, supermarket sudah siap melayani pembeli yang datang untuk berbelanja. Tesco adalah supermarket yang cukup ternama di Eropa. Banyak cabang Tesco di berbagai negara yang telah saya kunjungi dan supermarket ini cukup murah dibandingkan supermarket lainnya. Setelah membeli beberapa roti dan susu coklat untuk si Nyonya, saya pun berjalan kembali menuju apartemen Sandra. Hal unik yang saya dapati ketika berjalan di kawasan apartemen ini adalah,saya merasa berjalan di lingkungan yang “dingin” dengan bangunan apartemen yang suram. Sepertinya bangunan-bangunan perumahan ini dibangun kala paham komunis masih menjadi falsafah kenegaraan di Cekoslovaskia (nama negara Slovakia sebelum berpisah dengan Ceko). Bangunan-bangunan yang terkesan suram dan bahkan tidak mengutamakan unsur estetika. Bangunan sekolah saja tampak seperti bangunan pabrik yang kokoh.

Setelah kembali ke apartemen, kami kembali beristirahat sambil menikmati sarapan sederhana kami. Si Nyonya masih menikmati ranjang peraduannya dan walaupun jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, beliau masih enggan bergerak. Sebenarnya rencana awal kami adalah menikmati jalan pagi di kawasan old town Bratislava, namun karena suasana apartemen Sandra yang cozy, membuat kami memutuskan untuk bersantai saja dan berangkat siang hari. Setelah jam menunjukkan pukul 11 siang, kami baru berangkat menuju terminal bis Bratislava. Kali ini kami kembali menggunakan aplikasi Taxify untuk mencapai terminal bis, dan lagi-lagi kami tidak usah membayar satu Europun karena kami menggunakan kode promo dari Taxify. Kami menunggu mobil untuk datang menjemput dan yang datang adalah mobil BMW hitam. Mobil mewah gini jadi taksi online? Kami pun nyengir-nyengir sambil menyapa supir kami yang berbadan tinggi besar.
Bratislava yang sepi
Naik mobil BMW tanpa membayar uang sepeser pun sungguh merupakan pengalaman yang unik. Kendaraan yang identik dengan golongan elite ini memang nyaman dan kondisi jalan di Bratislava yang lancar membuat perjalanan kami ke terminal bis sangat menyenangkan. Tidak perlu menunggu lama, 15 menit setelah kami meninggalkan apartemen Sandra, kami pun sampai di Terminal Bis Bratislava. Kontras dengan stasiun kereta Bratislava yang kuno, terminal bis Bratislava terlihat modern dan nyaman. Terminal ini memiliki fasilitas modern seperti ruang tunggu dengan TV yang menayangkan jadwal keberangkatan dan kedatangan bis, loker penitipan tas, supermarket, restoran dan bahkan toko elektronik. Anda bisa menunggu bis dengan nyaman di stasiun dan berjalan menuju peron bis ketika bis anda akan tiba. Oh iya, saya lupa menjelaskan tujuan kami selanjutnya. Kami akan naik bis Regiojet menuju Budapest, Ibukota Hungaria yang jaraknya sekitar 3 jam dari Bratislava.
Peron Bis ruang penyimpanan tas ruang tunggu bis Blue Church
Karena waktu keberangkatan masih lama, saya memutuskan untuk berjalan sedikit menuju Church of St. Elizabeth atau yang lebih populer dengan nama Blue Church. Gereja ini terkenal sebagai simbol Slovakia karena warna dan desainnya yang unik. Gereja dengan gaya Art Nouveau yang mengutamakan pola tumbuhan dan bunga ini berwarna biru putih dan dari jauh mirip dengan kue pengantin raksasa. Gereja ini banyak dikunjungi oleh turis yang ingin berfoto dengannya, sayang gereja ini sering ditutup untuk publik sehingga kita hanya bisa berfoto di depan saja. Saya pun tidak menyia-yiakan kesempatan untuk berfoto dengan satu-satunya tempat wisata yang saya kunjungi di ibukota Slovakia ini.

Setelah mengunjungi Blue Church, saya pun kembali berjalan menuju terminal bis dan menghampiri si Nyonya yang asik browsing dengan hapenya menikmati fasilitas wifi gratis terminal. Waktu pun semakin dekat menuju keberangkatan kami ke Budapest, dan kami pun berjalan menunggu di peron. Bis Regiojet yang berwarna kuning mentereng pun meluncur dan parkir di depan kami. Bis yang amat kami sukai layanannya ini kemudian membawa kami menuju Budapest, kota kesukaan kami di Eropa Tengah.
Note:
- Maaf karena kami tidak memberikan banyak informasi mengenai Bratislava. Kami tidak banyak menghabiskan waktu disini dan hanya numpang tidur saja. Namun Bratislava sebenarnya memiliki banyak tempat wisata seperti kawasan Old Town yang dihiasi dengan patung-patung unik, Bratislava Castle dan berbagai cafe-cafe menarik yang bisa dinikmati tanpa membuat anda bangkrut.
- Jika anda mengunjungi Bratislava, ada baiknya anda mendownload aplikasi Taxify dan gunakan kode 1VNK8 untuk mendapatkan credit sebesar 5 Euro. Kode ini hanya bisa dipakai untuk satu kali transaksi menggunakan satu account.