Stranded in Istanbul (Part 1) : Shopping di Grand Bazaar dan Ngemil di Ortakoy

Terdampar di suatu tempat karena ketinggalan pesawat biasanya pasti membuat bete dan merusak mood traveling. Namun, kami di Istanbul dan tiada alasan untuk bete apalagi cuma ngumpet di kamar hotel sambil meratapi nasib. Setelah check in di Tria Hotel, kami pun beranjak keluar dengan kaca mata hitam terpasang dan langkah percaya diri menuju tujuan kami selanjutnya yaitu tempat shopping paling terkenal di Istanbul, Grand Bazaar dan Spice Market.

 

Saya sudah berkali-kali mengunjungi kedua tempat yang ramai dikunjungi turis mancanegara ini namun sendirian. Kali ini dengan si Nyonya yang gelayutan disamping saya, saya akan melakukan tantangan traveler yang paling ultimate. Shopping. Berbagai titipan untuk sanak saudara dan teman-teman kami sudah kami catat dan segera kami menumpang Tram menuju Grand Bazaar. Pasar yang telah dibangun sejak masa penaklukan Ottoman ini masih ramai dikunjungi oleh turis. Umumnya penduduk lokal jarang mengunjungi Grand Bazaar untuk berbelanja. Tempat ini lebih populer di kalangan turis yang ingin membeli oleh-oleh khas Istanbul seperti pashmina, karpet,lampu sampai Turkish Delight pun tersedia disini. Karena pangsa pasar ini adalah para turis, tentu saja harganya lebih mahal dibanding pasar-pasar lain. Sebelum sampai saya sudah mewanti-wanti si Nyonya agar lebih “tega” namun sopan dalam menawar, agar kita mendapatkan harga yang bagus.

Begitu sampai di Grand Bazaar, kami pun segera tenggelam dalam riuh rendah suasana pasar yang ramai. Pemilik toko menyapa kami dalam bahasa Mandarin dan Korea, mengira saya Oppa2 dan si Nyonya encik2 Glodok yang mau menghamburkan lira di sini. Tidak salah duga, tanpa memakan waktu lama, tangan kami sudah memegang beberapa kantong kresek berisi barang belanjaan. Walaupun demikian, kami menghabiskan waktu cukup lama hanya untuk menikmati suasana pasar yang seru dan bangunan antik pasar yang bikin kita takjub. Pasar yang usianya sudah ratusan tahun ini memang layak dikunjungi walau kita tidak berniat untuk belanja.

IMG20170705181124
Tangkapan kami hari ini

Selesai dengan misi kami di Grand Bazaar, kami pun menumpang Tram ke Eminonu Station untuk mengunjung Spice Market yang terletak dekat dengan Yeni Camii (Mesjid Baru). Mengunjungi Spice Market lebih menyenangkan bagi saya ketimbang Grand Bazaar.Warna-warni rempah dan berbagai buah-buahan kering yang tersedia di pasar ini selalu membuat mata saya jelalatan dan kepengen ngeborong. Untunglah saya tebal iman dan tangan si Nyonya selalu menarik saya kalau saya ingin membeli barang belanjaan tak tepat guna seperti teko antik dan keju Kasar yang rasanya bakal ga karuan sesampainya di Jakarta. Kami berjalan dari satu lorong ke lorong lain dan ketika sampai di satu toko, kami seperti dihipnotis oleh penjual buah-buahan kering yang terus menawarkan buah gratis. Alhasil sebungkus kurma high grade, buah ara, kacang pistachio, dan beberapa kotak Turkish Delight pun beralih kepemilikan ke tangan kami. Akhirnya, kami pun menyudahi aktivitas belanja kami hari ini dan membawa barang belanjaan kami ke hotel. Luar biasa, semua ini kami lakukan hanya dalam waktu 4 jam saja.

Sesampainya di hotel, kami pun beristirahat dan saya menceritakan legenda Kumpir, kentang raksasa yang dijual di kawasan Ortakoy. Kentang yang berukuran sebesar kepala bayi dengan berbagai topping dicampur menjadi satu dan disantap panas-panas. Konon kentang ini berasal dari kawasan Ortakoy dan menjadi makanan populer khas Istanbul. Si Nyonya yang tergiur dengan cerita legenda Kumpir, kemudian minta diajak kesana. Segeralah kami meluncur ke Kabatas dengan Tram dan melanjutkan naik bis ke Ortakoy. Jarak Kabatas dan Ortakoy tidak seberapa jauh namun jalan diantara dua tempat populer di Istanbul ini hampir selalu macet. Setelah berada selama setengah jam di bis, kami pun sampai di Ortakoy.

 

Kawasan Ortakoy memang selalu ramai dengan pengunjung lokal maupun turis mancanegara. Sebagian besar ingin menikmati suasana romantis di pinggir Selat Bosphorus sambil menikmati makan malam. Tidak mengherankan memang, duduk di hadapan Selat Bosphorus dengan Mesjid Ortakoy yang disinari lampu hingga terang benderang memang membuat pasangan muda-mudi terbawa suasana. Secangkir cay atau sekaleng Efes bisa menjadi teman bagi jombloers yang kebetulan berkunjung ke Ortakoy. Saya sendiri kemudian menggiring si Nyonya menuju kios Kumpir yang berjejeran di belakang Mesjid Ortakoy. Tiap penjual berteriak-teriak dan memainkan mimiknya untuk menarik pengunjung. Si Nyonya yang terheran-heran dengan keriuhan ini kemudian tersenyum heran dan bingung hendak memilih yang mana. Akhirnya pilihan kami pun jatuh ke kios Mr Kumpir yang ramai dikunjungi turis lain. Pilihan kami ini kemudian ditanggapi dengan muka pura-pura nangis kios di sebelahnya.

Melihat Kumpir dipersiapkan sangatlah seru. Si penjual mengeluarkan kentang dari oven dan kemudian mencampurkannnya dengan keju dan butter lalu diaduk-aduk. Kentang yang sudah diaduk-aduk ini kemudian ditaburi berbagai topping seperti buah zaitun, wortel, kacang-kacangan, keju, acar dll. Setelah semua ditaburkan, Kumpir pun terhidang dan siap untuk dinikmati. Ukurannya yang jumbo memang membuat nyali orang yang suka diet ciut. Kami berdua harus bersusah payah menghabiskan satu Kumpir sementara seorang wanita Turki yang langsing menikmati Kumpir sendirian di pojokan sana. Sungguh luar biasa.

Usai menikmati Kumpir dekat mesjid Ortakoy, kami pun beranjak pulang untuk beristirahat. Malangnya, lagi-lagi kami terjebak oleh kemacetan akut di jalan menuju Kabatas. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan kaki sampai kami mencapai jalan yang tidak macet. Ternyata kami harus berjalan cukup jauh sebelum kami akhirnya menumpang bis menuju Kabatas. Lumayan,kami tidak merasa cukup “berdosa” pasca menghajar Kumpir yang lezat itu.

Note :

  1. Postingan ini adalah postingan perjalanan singkat tentang Grand Bazaar, Spice Market dan Ortakoy tahun 2017. Jika anda ingin membaca artikel saya tentang Grand Bazaar dan Spice Bazaar yang lebih lengkap silahkan klik di sini dan jika anda ingin membaca tentang Ortakoy silahkan klik di sini

One comment

Leave a Reply