Terbangun di pagi yang sepi di B&B La Mela, saya pun sibuk memeriksa notifikasi HP dan membaca status facebook. Kegiatan pagi yang biasa saya lakukan sebelum mandi dan aktivitas lainnya. Sekedar menyegarkan pikiran agar siap melanjutkan kegiatan hari ini. Hari ini adalah hari terakhir kami di Amalfi Coast karena kami segera akan pindah ke tujuan akhir kami di Italia yaitu Roma. Sebelum berangkat ke Roma siang nanti, saya masih memiliki waktu beberapa jam untuk sekedar jalan-jalan di Salerno. Walaupun sudah dua malam tinggal di kota ini, saya belum sempat mengeksplorasi kota pelabuhan ini.
Usai mandi dan berangkat sendirian karena si nyonya masih asyik tidur, saya berjalan menuju Salerno Cathedral. Terletak di area centro storico (old town), Salerno Cathedral merupakan tempat peristirahatan terakhir jenazah Rasul Matius, penulis Injil Matius dan juga salah satu dari kedua belas murid Yesus. Menurut legenda Rasul Matius memberitakan Injil di Ethiopia dan wafat setelah dibunuh dengan pedang disana. Sejarah tidak mencatat dengan jelas daerah pelayanan dari Matius namun jenazahnya ditemukan di Velia,sebuah kota yang didirikan oleh kolonis Yunani di Italia. Jenazahnya kemudian dipindahkan ke Salerno dan disemayamkan di gereja yang didirikan oleh Robert Guiscard, seorang bangsawan Normandia yang menguasai Italia Selatan kala itu. Sebagai seorang yang selalu antusias dengan peninggalan sejarah terutama sejarah Romawi dan Kristiani, tidak ada alasan untuk tidak mengunjungi makam Rasul Matius. Selain untuk melengkapi daftar makam para rasul yang pernah saya kunjungi (Yohanes,Filipus,Paulus, Petrus,Yudas,Simon orang Zelot, Andreas, Markus dan Matius)
Berjalan ke centro dari B&B La Mela tidak pake lama. Hanya sekitar 15 menit berjalan santai, saya sudah sampai di depan gerbang gereja. Sayangnya, saya datang terlalu pagi. Gereja baru dibuka pada pukul 8 pagi dan jam masih menunjukkan pukul 7 pagi. Akhirnya saya pun nongkrong sebentar di sebuah kafe di depan gereja sambil nyeruput chocochino. Berdiri di bar kafe tersebut, saya pun menikmati suasana lokal dimana seorang ibu-ibu memesan segelas espresso dan ngobrol dengan gaya khas Italia yang meledak-ledak. Jika saya belum pernah mengunjungi Italia sebelumnya, mungkin saya akan mengira mereka sedang bertengkar. Nada yang naik turun dan kadang seperti membentak, tangan dan gesture tubuh yang ndak nyante seolah sedang meributkan sesuatu yang penting. Namun setelah itu mereka kemudian tersenyum dan si ibu pun pergi meninggalkan cafe dengan salam “ciao”.
Usai menghabiskan segelas chococino, gerbang gereja pun masih belum dibuka, akhirnya saya memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar centro storico sambil menunggu gereja dibuka. Jalan-jalan di area centro storico ini memang masih menunjukkan ciri khasnya sebagai kota tua. Berbeda dengan kawasan marina yang lebih modern, kawasan centro storico masih orisinil. Maklum kawasan inilah yang masih tersisa dari kota Salerno abad pertengahan yang sering terkena gempa bumi. Lorong-lorong sempit dengan jalanan berbatu serta kesan kota tua membuat jalan-jalan pagi menjadi menyenangkan. Suasana yang relatif sepi membuat saya seolah berjalan di kota yang ditinggalkan penduduknya. Wajar, jam 7-8 pagi itu ibarat jam 5 pagi untuk penduduk Jakarta. Masih banyak penduduk yang berada di rumah dan belum beraktifitas di luar.
Usai berjalan-jalan, saya pun kembali ke gereja dan mendapati gerbangnya sudah terbuka. Berjalan masuk melalui gerbang, saya sampai di halaman gereja yang luas. Sebuah menara dengan gaya arab dan Normandia berada disamping gereja yang juga tak kalah unik. Facade (bagian depan) gereja terlihat campuran antara bangunan baru dan lama. Portico dengan lengkung khas bangunan Arab tampang menghiasi sisi Facade sementara di beberapa sisi halaman gereja terdapat sarkofagus Romawi. Memasuki bangunan gereja, saya mendapati apse (bangunan tengah gereja) terlihat sangat sederhana dengan warna putih yang dominan. Baru ketika sampai di altar gereja, saya baru mendapatkan kesan gereja tua. Latar belakang altar dihiasi dengan mosaik khas Byzantium dan beberapa bagian tembok menampilkan bagian tembok asli gereja. Sebagian besar bangunan di gereja ini memang hasil rekonstruksi dari bangunan gereja lama yang rusak karena gempa. Mosaik Bunda Maria dan Rasul Matius masih utuh dan terlihat indah dengan warna warninya yang memberikan kesan agung, mirip dengan mosaik di Ravenna.
Setelah melihat-lihat di sekeliling gereja, saya berserta beberapa turis lain pun turun ke crypt (ruang bawah tanah) tempat relik dari Rasul Matius disemayamkan. Ruangan bawah tanah ini berbanding kontras dengan ruangan utama gereja di atasnya. Luas dan kaya dengan ornamen abad pertengahan dan Baroque, tampaknya ruangan ini lebih mujur dibanding ruangan utama gereja yang terkena dampak hebat gempa. Di tengah ruangan terdapat patung Rasul Matius yang memegang Injil dan seorang malaikat disampingnya.Dalam karya gerejawi, ke 4 penulis Injil diberi simbol yang relevan dengan karya mereka. Rasul Matius sering digambarkan dengan simbol manusia, Lukas dengan lembu, Markus dengan Singa bersayap dan Yohanes dengan elang. Patung perunggu ini berdiri diatas relik peninggalan rasul yang menulis Injil Matius. Rasul Matius adalah satu dari dua penulis Injil yang juga merupakan ke 12 murid Yesus mula-mula, yang satu lagi adalah Rasul Yohanes.
Beberapa pengunjung dan saya sendiri menyempatkan diri untuk duduk berdoa di depan altar, sekedar berterima kasih kepada Tuhan atas penyertaannya selama perjalanan kami di Italia. Usai berdoa, saya pun kembali berjalan menuju B&B La Mela untuk bersiap menuju tujuan terakhir kami di Italia yaitu, Roma.
[…] Salerno : Katedral Salerno dan Makam Rasul Matius […]
[…] minum wine dengan harga murah ini. Sesampainya di Roma setelah menempuh perjalanan 3 jam dari Salerno dan Napoli, saya langsung mencari keberadaan toko Vini Sfusi Di Qualita. Tidak sulit menemukannya, […]
[…] Makam Rasul Matius (Penulis Injil Matius): Rasul Matius yang semasa hidupnya merupakan pemungut cukai ini mengawali penginjilannya di Yudea dan berbagai daerah di sekitar Timur Tengah. Jenazahnya dibawa ke Salerno oleh penguasa Norman kala itu dan disemayamkan di Cathedral Salerno. (Lengkapnya klik disini) […]
Rasul Thomas adalah murid Yesus yang menginjil paling jauh sampai ke India