Jalan-Jalan Naples (part 2) : Berkunjung ke Castel San’t Elmo sampai Ngemil Pizza-nya Presiden Bill Clinton

Setelah berjalan menikmati suasana riuh ramai di Via Toledo, kami kemudian naik metro menuju Monte Santo. Tujuan kami kali ini adalah Castel Sant’ Elmo yang berdiri diatas bukit tak jauh dari pusat kota Naples. Bangunan kastil yang kokoh ini adalah landmark dari Naples dan nyaris bisa dilihat dari berbagai penjuru Naples. Kastil ini didirikan oleh dinasti Angevin dari Normandia dan terus dikembangkan oleh para penguasa Naples berikutnya. Castel Sant’ Elmo merupakan lambang dominasi kekuasaan para raja terhadap rakyat Naples yang sedari dulu sering berganti kepemimpinan. Tepat di sebelah kastil ini, terdapat sebuah biara bernama Certosa di San Martino yang sekarang berfungsi sebagai museum. Dari kedua bangunan ini, kita dapat menikmati pemandangan indah Teluk Napoli dari ketinggian.

 

Untuk mencapai Castel San’t Elmo, kami harus naik dua kali metro dan sekali furnicular. Dari Via Toledo, kami berganti metro dari line kuning ke line biru menuju stasiun Monte Santo. Stasiun Monte Santo terhubung dengan furnicular menuju Castel San’t Elmo. Namun naik kendaraan umum di Naples membutuhkan ketabahan yang tinggi dan waktu yang lebih fleksible. Bayangkan, kami harus menunggu 15 menit untuk menumpang Metro Line Kuning dan 10 menitan lagi untuk Metro Biru. Sesampainya di Stasiun Monte Santo, kami mesti berjalan keluar 10 menit menuju stasiun furnicular. Ternyata ketika sampai di stasiun paling atas yaitu stasiun Morghen, kami masih harus berjalan sekitar 20 menit untuk sampai di pintu masuk Castel San’t Elmo. Bangunan kastil yang besar ini menimbulkan kesan gagah dan kokoh walaupun arsitekturnya tidak indah seperti kastil di Jerman misalnya. Kastil ini dibangun murni untuk pertahanan. Sebuah simbol kekuasaan dan perlindungan,bukan istana cantik tempat tinggal para pangeran atau putri raja.

Kami pun segera menggunakan kartu Artecard Campania kami, berharap bisa dapet gratisan masuk lagi,namun kali ini keberuntungan kami sudah habis. Kami harus membayar 2.5 euro per orang agar bisa masuk ke kastil yang kokoh ini. Benar-benar  butuh perjuangan untuk mengunjungi kastil ini. Jalan bebatuan yang menanjak ditambah dengan sinar matahari yang membakar kulit membuat perjalanan menuju gerbang kastil serasa amat menyiksa. Si nyonya yang kakinya sakit akibat salah memakai sepatu mulai merasa kepayahan dan kami mesti beristirahat beberapa kali sebelum sampai ke pintu gerbang. Pintu gerbang dengan ukiran khas kerajaan eropa menyambut kami dan pemandangan Teluk Naples pun mulai terlihat. Kami memasuki kastil yang suhunya kontras dengan suhu diluar yang membara. Udara sejuk berhembus memberikan energi baru bagi kami yang sudah lepek disengat matahari. Jalan menanjak menuju puncak kastil menunggu kami yang sudah tepar. Untungnya kami tidak terburu-buru sehingga kami bisa “menikmati” jalan perlahan menuju puncak kastil.

Di puncak Kastil San’t Elmo pemandangan indah kota Naples dan sekitarnya terpampang dengan indahnya di hadapan kami. Gunung Vesuvius sebagai latar dan birunya laut Mediterania dengan kapal-kapal yang merapat di Teluk Naples membuat kami merasa puas telah berjalan begitu jauh menuju tempat ini. Kota Naples dengan bangunan perumahan dan landmarknya menambah menarik pemandangan. Saya dan si nyonya sempat terdiam menikmati pemandangan ini dan bersyukur bisa berada di tempat ini. Kami memandangi beberapa landmark Naples yang tidak akan sempat kami kunjungi dari jauh. Piazza del Plebiscito dengan gerejanya yang berkubah seperti kuil Pantheon di Roma, Royal Palace, dan Castell Dell’Ovo terlihat dari puncak Kastil ini. Saya menyadari waktu kami amat sedikit untuk mengunjungi semua tempat tersebut apalagi dengan kondisi fisik yang sudah kelelahan. Memandangi dari jauh semua bangunan tersebut membuat saya baper. Sejauh ini di Italy dan begitu dekat di depan mata, namun begitu tak teraih oleh raga dan waktu.

Usai mengunjungi Castel San’t Elmo, kami kembali ke pusat kota untuk makan siang. Niatnya sih ingin nyobain pizza Margharita di Antica Pizzeria De Michelle yang kesohor tersebut. Namun setelah berjalan mengikuti petunjuk GPS, kami sampai di restoran yang terkenal sebagai asal mula pizza ini, tutup saudara-saudara. Saingannya yaitu Pizzeria Trianon yang terletak di seberang Da Michelle juga ikut-ikutan tutup. Akhirnya kami pun memilih pizzeria lain yang juga terkenal yaitu Pizzeria Dal Presidente yang terletak sekitar 10 menit jalan kaki dari Da Michelle.

Pizzeria Dal Presidente merupakan pizzeria yang pernah dikunjungi oleh Presiden Bill Clinton saat berkunjung ke Naples. Selain presiden Bill Clinton, Jennifer Lopez dan banyak selebritis lokal juga pernah mengunjungi pizzeria ini. Sepertinya pizzeria ini terkenal di kalangan selebritis kali ya. Dengan perut yang lapar dan keroncongan, kami memesan dua pizza, yaitu pizza Margharita dan satu pizza spesial ala Presidente. Awalnya saya hanya mengira pizza spesial ini cuma modifikasi dari pizza Margharita dengan keju Buffala yang terkenal di Naples. Ternyata, yang dateng adalah pizza dengan ukuran monster dengan berbagai toping dan setumpuk keju Buffala di pinggirnya. Tentu saja seperti di bagian Italia lainnya, satu loyang pizza dimakan oleh satu orang. Si nyonya pun tertawa ngakak melihat ukuran pizza yang mesti saya habiskan ini. Rasanya gurih-gurih nikmat dan bikin eneg karena porsinya yang kelewat gede buat orang Asia seperti saya. Si nyonya pun mesti membawa sebagian pizza Margharitanya pulang karena tidak kuat habisin sendiri.

Dengan perut kenyang, kami pun memiliki energi buat berjalan lagi di pelosok kota Naples. Berjalan-jalan sambil menikmati suasana sore dan mengamati kehidupan penduduk Naples yang heboh. Ibu-ibu yang menurunkan ember dengan tali dari balkon rumahnya untuk mengambil barang belanjaan. Penjual ikan yang berteriak-teriak menjajakan makanannya. Remaja tanggung dengan motor vespa-nya yang tiba-tiba menyerobot dari belakang. Polisi yang berdiri di jalan ramai sambil mengamati pejalan kaki yang hilir mudik kesana kemari. Suasana unik yang tidak pernah saya temui di kota Italia lain sebelumnya. Hal-hal kecil inilah yang membuat saya berat meninggalkan Naples (selain makanannya tentunya). Namun jodoh saya dengan Naples sudah selesai. Kami pun segera kembali ke apartemen Giovanna untuk mengambil tas dan perlengkapan kami. Tujuan kami selanjutnya adalah Salerno, sebuah kota kecil di pesisir Amalfi yang akan menjadi base kami selama menjelajah Amalfi Coast. Vediamo di Nuovo,Napoli. Until we see you again.

 

 

One comment

Leave a Reply