A Tale of Two Cities : Herculaneum & Pompeii

Setelah menikmati makan siang yang mantap di Tratoria Romana, kami pun berangkat menuju Napoli Centrale dengan Metro. Berbekal pengalaman dua tahun lalu ke Pompeii, saya dengan percaya diri siap membawa si nyonya ke reruntuhan kota paling terkenal di dunia ini. Saya sendiri sebenarnya lebih tertarik mengunjungi Herculaneum yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Konon mengunjungi Pompeii, rasanya belum lengkap jika tidak digabung  dengan kunjungan ke Herculaneum.Herculaneum dan Pompeii, dua kota Romawi malang yang terbenam oleh letusan gunung Vesuvius pada tahun 79 M. Keduanya memiliki daya tarik tersendiri bagi pecinta sejarah dan turis pada umumnya.

Metro Line Kuning dari stasiun Salvator Rosa mengantarkan kami menuju Napoli Centrale setelah membuat kami menunggu selama 15 menit untuk kedatangannya. Walaupun terkesan modern dengan adanya layanan metro, sistem pelayanan Naples masih perlu diperbaiki. Saya jarang mendapati adanya kontrol terhadap pemilik tiket sehingga banyak penumpang gelap yang masuk tanpa memiliki tiket. Belom lagi metro yang datangnya hanya Tuhan dan si masinis yang tahu. Singkat kata, kami sampai di Napoli Centrale dan bermodal kartu sakti Campania Artecard, kami langsung naik ke kereta Circumvesuviana menuju Herculaneum.

Kereta yang juga berangkat menuju Pompeii dan Sorrento ini selalu penuh dengan penumpang yang mayoritas turis terutama di siang hari. Untungnya sekarang layanan kereta ini sudah membaik. Gerbong kereta yang baru mirip MRT di Singapura sekarang melayani rute ini, jadi walaupun kami berdiri di tengah keramaian gerbong, masih tetap nyaman. Stasiun Ercolano, stasiun terdekat dengan reruntuhan Herculaneum, hanya sekitar 20 menit dari Napoli Centrale. Sesampainya di stasiun Ercolano, kami berjalan kaki lurus saja mengikuti jalan menurun sesuai papan petunjuk. Di sekitar jalan ini banyak pelayan restoran yang berjuang membujuk turis untuk mampir ke restorannya.Kami pun tidak luput dari bujuk rayu mereka yang ingin kami mampir buat makan. Kami menolak dengan halus sama seperti kami menolak ajakan beberapa calo bis yang menawarkan tumpangan menuju Vesuvius.

 

Herculaneum dan Pompeii adalah dua kota utama yang terkena dampak hebat letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M. Sebelum terkena letusan gunung tersebut, Herculaneum adalah kota tempat kaum elite Romawi tinggal dan mendirikan villa yang indah sementara Pompeii hanyalah kota perdagangan yang sering dianggap sepele dan tidak berbudaya oleh penduduk Herculaneum. Kota yang menurut legenda didirikan oleh Hercules, sang putra Zeus, ini berukuran lebih kecil dari Pompeii namun juga memiliki peran yang unik dalam sejarah. Dari dokumen sejarah yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan Herculaneum, kita dapat mengetahui bahwa budak di Herculaneum dapat mendapatkan status kewarganegaraan Romawi. Budak yang mengabdi dengan setia kepada tuannya dapat diberikan status penduduk dan memiliki hak kewarganegaraan yang setara. Ternyata jadi budak bukan profesi seumur hidup, pemirsahh..

Pada tanggal 24 Agustus 79 Masehi, penduduk Herculaneum dikejutkan oleh gempa-gempa ringan yang kemudian disusul oleh letusan hebat dari gunung Vesuvius. Material panas dari letusan tersebut tertiup angin ke arah tenggara dan menimpa Pompeii, Oplontis, Stabiae dan Nuceria. Penduduk kota-kota ini tidak punya waktu untuk melarikan diri karena  awan panas dan abu segera menutupi kota ini dan membunuh penduduknya dengan segera. Sementara Herculaneum yang terletak di sebelah barat Gunung Vesuvius awalnya hanya terkena dampak hujan abu ringan yang merusak atap bangunan-bangunannya. Peringatan ini kemudian membuat sebagian penduduk melarikan diri ke tempat yang aman. Namun sekitar 12 jam kemudian Gunung Vesuvius kembali meletus dan material panasnya kini berhembus turun ke arah Herculaneum. Walaupun sebagian penduduk berhasil melarikan diri lewat jalur laut, sebagian dari mereka tidak sempat melarikan diri dan tewas terbakar material panas yang kemudian menimbun kota ini sampai 20 meter. Material panas ini kemudian mengawetkan bangunan kota dan Herculaneum terhapus dari sejarah sampai ditemukan lagi pada abad ke 18.

Setelah berjalan dari stasiun Ercolano selama 10 menit, kami pun sampai di gerbang pintu masuk Herculaneum. Bermodal kartu Campania Artecard, kami hanya menunjukkan kartu tersebut tanpa harus membayar lagi. Kami diberikan sebuah peta yang berisi informasi tentang Herculaneum dan tanpa tunggu lama, saya segera berjalan menuju reruntuhan kota ini.

Mengikuti petunjuk dari penjual tiket, kami berjalan masuk menuruni sebuah ramp (jalan buatan) dan disebelah kanan bawah kami adalah reruntuhan Herculaneum. Dari atas, Herculaneum terlihat ganjil. Reruntuhan kota kuno di bawah permukaan kota modern Ercolano. Pemandangan ini berbeda dengan Pompeii yang masih berdiri di permukaan yang rata dengan skala yang lebih luas sehingga lebih terkesan kuno tanpa ada bangunan modern “mengganggu”. Saya pun langsung berjalan cepat menuruni ramp disusul oleh si nyonya yang masih heran kenapa suaminya sangat tertarik melihat reruntuhan kota alias “batu” (istilah dia).

Dari skalanya, Ercolano lebih kecil dibanding dengan Pompeii dan lebih sepi dari turis juga. Saya berjalan menyusuri jalan kuno dan sesekali masuk ke bangunan rumah yang sudah hancur. Uniknya, banyak bangunan disini yang kondisinya lebih baik dari di Pompeii.Beberapa bangunan seperti House of Neptune dan Amphirite masih memiliki mosaik yang indah dengan warna-warni yang masih nyata. Bangunan-bangunan lain pun masih utuh dan ada yang masih memiliki atap dan rangka bangunan kayu yang asli. Material panas yang mengubur kota ini ternyata membawa berkah. Banyak bangunan yang masih awet bahkan sampai cat bangunan pun tersisa. Di reruntuhan kota ini terdapat thermopolium (sejenis restoran kuno), forno (toko roti) dan juga toko anggur. Pada awal penemuan kota ini, para arkeolog mengira semua penduduk Herculaneum berhasil lolos dari malapetaka Vesuvius karena mereka tidak menemukan kerangka manusia di sebagian besar kota yang mereka gali. Namun ketika mereka berhasil menggali sampai pelabuhan Herculaneum, mereka menemukan pemandangan yang mengerikan. Ratusan kerangka yang sebagian besar perempuan dan anak-anak ditemukan di galangan kapal tak jauh dari garis pantai. Banyak dari mereka masih membawa barang perhiasan dan juga binatang peliharaan mereka. Tampaknya mereka adalah penduduk Herculaneum yang gagal dievakuasi dan berlindung dibawah galangan kapal yang kokoh. Namun galangan kapal ini tidak bisa menolong mereka.

Hanya 25% dari luas kota Herculaneum yang berhasil diekskavasi dan sisanya sekarang tertimbun di bawah kota modern Ercolano. Herculaneum walaupun kecil namun memberikan kesan yang mendalam tentang kegagalan manusia dalam menghadapi bencana alam. Sangat mengerikan melihat kumpulan kerangka manusia berkumpul tak berdaya berharap keselamatan namun tiada yang bisa mereka lakukan selain menunggu kematian menjemput.Kami berjalan meninggalkan galangan kapal yang mengerikan tersebut melalui sebuah terowongan yang mengarah ke kota Ercolano.

Jam menunjukkan pukul 4 sore dan kami masih punya waktu untuk mengunjungi Pompeii. Pompeii hanya berjarak sekitar setengah jam dari stasiun Ercolano. Kereta Circumvesuviana hanya nongol dua kali sejam sehingga kami terpaksa menunggu di bawah terik matahari.Untungnya setelah menunggu 15 menit, kereta datang dan membawa kami ke Pompeii.

Dua tahun lalu saya pernah mengunjungi Pompeii dan bahkan menginap di Zeus Camping yang jaraknya hanya 5 menit dari reruntuhan kota Pompeii. Kala itu, saya ingin memiliki saat personal dengan Pompeii dan ingin menikmati Pompeii yang luas itu sampai jam tutup. Kali ini dengan si nyonya, saya kembali lagi ke kota tua ini. Bermodal pengalaman dua tahun lalu saya kemudian menjadi tour guide sekaligus guru sejarah buat si nyonya. “Pantesan u suka sama batu ya?Bacaannya sejarah melulu sih.” kata si nyonya yang takjub saat saya menjelaskan tentang letusan Vesuvius dan bangunan Lupanare (rumah bordil) di Pompeii. Kami berjalan melalui Via Abonanza, masuk ke pemandian Forum, mengunjungi House of the Tragic poets dan bangunan-bangunan lain di Pompeii. Pompeii tetap menawan seperti dulu. Luasnya kota tua yang konon juga belum sepenuhnya diekskavasi ini membuat kami lelah dan akhirnya malah sibuk berfoto ria di area Forum. Sinar mentari senja menerpa tiang-tiang basilica dan Kuil Jupiter. Nun jauh disana Gunung Vesuvius nampak kokoh berdiri seolah menjadi peringatan akan peristiwa mengerikan di masa lalu. Letusan mematikan Vesuvius memang memusnahkan beberapa kota dan menjadi bencana bagi penduduk di sekitarnya namun letusan ini juga yang menyuburkan daerah sekitar Vesuvius yang kaya dengan hasil buminya. Penduduk sekitarnya, bahkan di Pompeii dan Ercolano sekarang, tetap tinggal di bawah bayang-bayang gunung yang masih aktif ini. Saya pun akan melakukan hal yang sama jika tinggal di sini. Daratan Campania terlalu indah untuk ditinggalkan.

Usai mengunjungi Pompeii, kami kembali ke Naples dengan kereta Circumvesuviana. 40 menit dengan kereta penuh penumpang membuat kami kelaparan dan lepek. Akhirnya setelah sampai di Salvator Rosa, kami segera mampir dan makan di restoran dekat apartemen. Ah selesai juga hari ini. Esok hari kami akan berkeliling Naples dan menikmati keramahan dan keramaian ala Italia Selatan.

Info:

  1. Untuk tulisan lengkap tentang Pompeii silahkan kunjungi artikel saya di sini.
  2. Jika anda baru pertama kali mengunjungi Pompeii dan Herculaneum, saya sarankan tidak mengunjungi dua kota tersebut dalam sehari. Pilihlah kota yang lebih sesuai selera anda. Pompeii lebih luas dan lebih terkenal sehingga lebih ramai juga.Habiskan waktu anda sekitar 3 jam disini atau seharian jika anda ingin lebih enjoy. Herculaneum berukuran lebih kecil dan sepi sehingga waktu satu sampai dua jam pun cukup.
  3. Jika anda mengunjungi Pompeii dan Herculaneum pada musim panas, bersiaplah menghadapi sengatan matahari yang terik. Bawalah minum dan sunblock yang cukup agar tidak gosong.
  4. Harga tiket Herculaneum 11 euro dan Pompeii 13 euro. Jika anda ingin mengunjungi dua tempat tersebut belilah tiket combo seharga 20 euro plus gratis mengunjungi Oplontis dan Boscoreale. Kalau anda ingin mengunjungi museum-museum dan tempat bersejarah lain di sekitaran Campania (Naples, Ravello,Paestum), anda lebih baik membeli Campania Artecard yang sudah termasuk 2 tiket masuk tempat wisata pertama dan diskon 50% untuk tempat lainnya.Campagnia Artecard juga mencakup biaya transportasi selama 3 hari di Napoli sehingga dengan kartu ini anda tidak perlu lagi membayar ongkos transportasi umum.

 

One comment

Leave a Reply