Berawal dari drama ketinggalan pesawat ke Kayseri akibat antrian imigrasi yang panjang dan layanan yang lelet di Sabiha Gokcen, akhirnya kami berdua “terpaksa” melanjutkan akhir honeymoon kami di Istanbul lagi. Lagi? Ya, kami memulai honeymoon di Istanbul dan mengakhiri juga di Istanbul. Akhirnya kami memutuskan untuk enjoy saja lah 2 malam yang tersisa di Istanbul dengan jalan-jalan keliling Sultanahmet (sambil jadi tour guide ngerangkep guru sejarah buat si nyonya), nyobain Turkish bath lokal di Kadirga Hamam, sampai akhirnya kami tidak sengaja ketemu seorang cowok Turki yang bernama Cingiz.
Awalnya karena si nyonya pengen belanja oleh-oleh tak jauh dari Arasta Bazaar, kita ngelewatin toko oleh-oleh yang depannya ada beberapa pria Turki lagi ngobrol. Ketika ditanya asal kami, spontan kami jawab “Indonesia” (untuk menghindari ucapan Nihao2,anyonghaseo, atau konichiwa yang sering ditujukan ke kami). Satu orang cowo namanya Cingiz ngajak ngobrol panjang lebar n awalnya saya da ngira wah kena scam neh gue. Ga taunya dia murni mau temenan n kemudian kita ngobrol ngalor ngidul dari bisnis sampe hal2 aneh seputar istanbul. Ketika tau kami lagi honeymoon, Cingiz memberi rekomendasi makan di restoran paling keren di Sultanahmet. Namanya Seven Hills Restaurant. “Tell them that Cingiz send u there, they will give u 25% discount.” kata Cingiz. Setengah tak percaya saya n nyonya kemudian iseng pergi ke Seven Hill Restaurant yang letaknya sekitar 5 menitan dari Gerbang terluar Istana Topkapi. Dalam perjalanan, si nyonya dapet info dari pemilik toko kalau si Cingiz itu selebriti dan sangat terkenal di Jepang. Hmm..siapa dia ya?
Dan memang luar biasa. Restoran ini letaknya sangat strategis. Bayangkan, restoran rooftoop dengan pemandangan Hagia Sophia,Blue Mosque dan Laut Marmara. Sempet takjub sebentar dan yakin pasti harganya mahal, kami pun berpikir “ah ga papa lah, sekali-kali makan enak n tempat keren.” Ga pake lama, kami pun duduk dan makan sepiring kofte dan tentu saja menikmati pemandangan luar biasa di puncak Sultanahmet ini. Saya bahkan bisa melihat reruntuhan Byzantium yang lagi diekskavasi disamping resto ini. Si nyonya ga berhenti memotret dan senyumnya pun kembali pasca kesel ditinggal pesawat. Duduk dan menikmati hidangan sambil ditemani suara burung camar yang berkicau parau memang seru. Bener juga kata Cingiz, ” Your wife will love you 3 times more.” Nah bagaimana dengan diskon yang dibilang Cingiz? Manajer Seven Hills memang mengenal Cingiz namun dia cuma berani memberi 10 % bukan 25%. ” We can go bankrupt if we give 25%” kata sang manajer sambil tersenyum. Ada-ada juga nih si Cingiz. Namun lumayan juga, dapet diskonan di tempat elit seperti ini. Yang jelas, hati senang, perut kenyang dan istri ga cemberut lagi hahaha.
Info :
1. Seven Hills Restaurant terletak
2. Saat terbaik untuk makan disini adalah saat sunset sambil menikmati pemandangan sekitar Sultanahmet yang luar biasa. Harga makanan dan minuman di restoran ini sepadan dengan pemandangan yang ditawarkan. Selain itu, kita ga wajib untuk makan disini. Ada juga turis yang cuma mesen segelas bir sambil menikmati pemandangan lalu pergi. So relax and enjoy the view.
Di seven hills bisa pake dollar atau haru lyra?
Sepertinya bisa pakai usd tapi lebih disarankan pake lira saja