Berburu Foto Keren di Istanbul : Pierre Loti Cafe

Usai bernarsis ria diatas atap Buyuk Valide Han, misi perburuan foto keren berlanjut ke Pierre Loti Cafe. Pierre Loti Cafe adalah nama cafe yang namanya berasal dari nama seorang perwira angkatan laut Perancis yang juga seorang penulis novel. Alkisah Pierre Loti jatuh cinta pada seorang perempuan Turki penghuni Harem bernama Aziyade. Pierre yang tergila-gila dengan Aziyade mengabadikan kisah cinta mereka dalam novel berjudul “Aziyade”. Konon, tempat dimana Pierre Loti Cafe berdiri sekarang adalah tempat sang perwira angkatan laut mencari inspirasi untuk menulis kisah cintanya. Selain menyimpan kisah tentang asmara Pierre Loti dan Aziyade, cafe ini menawarkan hal yang tak kalah indahnya yaitu pemandangan indah Golden Horn. Golden Horn adalah selat kecil berbentuk tanduk yang merupakan bagian dari Bosphorus. Selat kecil ini sungguh indah dipandang mata sambil menikmati secangkir kopi dari Pierre Loti Cafe.

Setelah berjalan melewati keramaian Spice Bazaar, aku menyebrang ke terminal bis di dekat dermaga Eminonu. Setelah bertanya kepada rombongan remaja Turki di dekat sana, aku kemudian segera naik bis no 99A menuju Eyup tempat Pierre Loti Cafe berada. Dari semua pengalamanku naik bis di berbagai negara, mungkin bis di Istanbul adalah yang terbaik. Bagaimana tidak, bis dilengkapi dengan layar dan audio yang memberitahu penumpang pemberhentian selanjutnya dan bis hanya berhenti di halte yang sudah ditentukan.Mirip dengan kereta MRT di Singapura, hanya saja ini dalam bentuk bis. Setelah berada dalam bis selama 15 menit, aku pun sampai di Eyub.

Eyub adalah nama daerah tempat sahabat Nabi Muhammad yang bernama Eyub Al Anshari dikuburkan. Di tempat Eyub Al Anshari dikuburkan berdiri sebuah mesjid besar yang juga menjadi tempat ziarah umat Islam. Aku berjalan masuk ke kompleks mesjid dan mengunjungi mesjid bersejarah yang kala itu sedang ramai dengan umat muslim yang baru saja selesai menunaikan ibadah sholat. Mesjid yang dibangun dengan arsitektur Ottoman ini dibangun dengan menggunakan keramik Izmik yang tersohor keindahannya. Alhasil mesjid ini tak kalah indahnya dengan mesjid-mesjid peninggalan kesultanan Ottoman lainnya. Setelah mengunjungi mesjid, aku pun berjalan menuju Teleferik Eyub atau kereta gantung menuju Pierre Loti.

Istanbul yang dibangun diantara dua benua memiliki kontur permukaan yang naik turun. Ada beberapa bukit yang kadang membuat para penduduk harus berjuang menanjak untuk sekedar berjalan ke atas. Kereta gantung ini adalah salah satu solusi untuk akses transportasi yang lebih nyaman. Sebenarnya aku bisa berjalan kaki menuju Pierre Loti namun karena naluri kekinianku, aku memilih naik kereta gantung saja. Dengan hanya kurang dari 5 menit, kereta gantung membawaku dari Eyub menuju Pierre Loti Cafe.

Setelah keluar dari perhentian kereta gantung, aku disambut dengan pemandangan cafe yang ramai. Meja-meja dengan taplak berpola kotak2 merah putih disambangi oleh para pengunjung yang sibuk ngobrol dan mengambil foto pemandangan Golden Horn. Aku berdiri dengan bingung karena ramainya tempat namun tidak putus asa. Aku berdiri dan mencari meja yang kosong dengan pemandangan yang indah. Sayangnya, tempat yang kudapat tidak memilik spot yang bagus untuk berfoto. Akhirnya sambil menikmati kopi Turki yang cukup mahal (8 Lira) dibandingkan dengan kopi Turki di Osmanli Antalya, aku duduk sambil menikmati pemandangan. Untungnya ada sepasang muda-mudi yang selesai ngopi dan beranjak pergi. Aku pun segera mengambil posisi dan menduduki tempat dengan spot yang bagus (lebih bagus dari sebelumnya). Menikmati kopi dan pemandangan Golden Horn yang indah membuatku merasa ingin berada di sini lebih lama lagi.Setelah mengambil foto,aku pun duduk sambil menatap Golden Horn mencari inspirasi untuk menulis kisah cintaku seperti sang perwira. Menikmati hembusan angin sejuk dan mendengar canda tawa para insan yang sedang bersenda gurau menikmati kebersamaan mereka. Sungguh tiada tempat seperti Pierre Loti Cafe.

How to get here :

  1. Jika anda tinggal di kawasan Sultanahmet, anda bisa naik tram T1 Baciglar-Kabatas menuju Eminonu. Setelah turun di Eminonu, anda bisa berjalan menuju terminal bis Eminonu dan naik bis no 99A,39 atau 55T dan berhenti di perhentian Eyub. Dari Eyub, anda bisa berjalan kaki menuju Pierre Loti (menanjak sekitar 30menit) atau naik Teleferik (kereta gantung).
  2. Jangan lupa membeli Istanbulkart untuk akses bis dan Teleferik.

2 Comments

Leave a Reply