Setelah kembali dari Side, aku tidak bergegas kembali ke hostel. Matahari masih bersinar dan aku masih punya waktu untuk berjalan-jalan. Aku pun mampir ke MarkAntalya Mall untuk ngadem sebentar.Maklum saat itu suhu udara di Antalya cukup panas dan bersama pengunjung MarkAntalya yang lain, aku pun berjalan-jalan menikmati sejuknya AC mall. Sudah menjadi kebiasaan bagiku untuk menikmati secangkir kopi di siang hari,namun setelah berjalan-jalan di mall aku hanya menemukan gerai Starbucks dan McDonalds yang sudah jamak di tanah air. Aku ingin nongkrong sambil minum kopi di tempat yang berbeda, yang biasa dikunjungi oleh penduduk lokal. Pandanganku tertuju pada gerai kopi di seberang mall. Osmanli Cafe. Gerai Osmanli Cafe ini cukup ramai dan umumnya dikunjungi oleh muda-mudi Antalya yang nongkrong sambil menikmati secangkir kopi ala Turki. Aku pun menyebrang jalan dan tak lama kemudian sudah duduk di teras cafe yang menghadap mall MarkAntalya.
Kopi ala Turki disajikan dengan Turkish Delight dan beberapa butir coklat pun datang dan siap dinikmati. Kopi Turki yang terkenal kuat dan manis ini segera kunikmati perlahan sambil mengunyah Turkish Delight yang empuk. Kombinasi rasa kopi Turki yang mantap dan kelembutan Turkish Delight membuat acara nongkrong sambil menikmati pemandangan lalu lalang manusia di jalan menjadi menyenangkan. Tak terasa kopi pun habis..yah kok habis?Porsi kopi Turki memang kecil, biasanya hanya segelas kecil dengan ampas di dasar yang tidak mungkin diminum.
Usai menikmati kopi, aku pun berjalan keluar dari cafe dan saat itulah aku mendengar suara orang berteriak-teriak. Ternyata suara para penjual di pasar kaget yang ada di jalan sebelah cafe. Penasaran dengan apa yang mereka jual, aku pun kemudian berjalan ke arah kerumunan orang tersebut. Jalan yang ditutup untuk kendaraan roda 4 ini dipenuhi oleh para penjual di kanan dan kiri jalan dan pengunjung yang sibuk berlalu lalang. Penjual buah-buahan segar seperti anggur, ceri, plum, apel dan buah lainnya sibuk memasarkan jualannya dengan berteriak-teriak heboh. Selain penjual buah-buahan, ada juga yang menjual sayuran segar, roti yang ukurannya segede gaban tapi harganya cuma 1-2 lira, buah-buahan kering dan juga kacang-kacangan. Aku pun kemudian membeli sekilo buah ara dari Aydin seharga 10 lira untuk dibawa pulang. Tidak sulit berbelanja di pasar rakyat di Turki. Harga sudah dipasang di atas barang yang dijual dan aku hanya perlu menyebutkan seberapa banyak yang kumau. Murahnya harga buah-buahan dan sayur mayur di Turki sebenarnya bisa membuat traveller independent berhemat ria, seperti apa yang pernah aku dan Charlie, roommate di Selcuk, lakukan. Kami membeli setengah kilo tomat, mentimun, lemon dan roti yang totalnya hanya 6 lira. Bayangkan dengan 6 lira, kami menikmati makan malam sehat dengan salad dan roti.Mantep deh.
Things to know ;
1. Pasar di Turki umumnya ramai di pagi dan sore hari. Terkadang ada juga pasar kaget yang hanya ada seminggu sekali seperti di Selcuk (di belakang Otogar) setiap hari Sabtu.
2. Penjual dagangan di Turki ramah-ramah, tak jarang anda akan diberi sample gratis walaupun anda tidak membeli. Mereka juga sangat suka difoto, jika anda memegang kamera, tak jarang mereka meminta anda memotret mereka dengan barang dagangannya.