El Camino Hostel mungkin adalah salah satu hostel dengan pemandangan terbaik di Fethiye. Hostel ini terletak di Karagozler atau Marina namun letaknya itu loh..membuat aku harus ngos-ngosan jalan menanjak ke atas apalagi dengan backpack yang berat. Namun ketika sampai, wow..hostel ini memiliki bar dengan pemandangan ke marina yang luar biasa. Kapal-kapal yang berlabuh di marina dengan rapih berjejer menunggu untuk berlayar kembali. Laut lepas dengan permukaan air yang tenang bersinar keperakan diterpa sinar matahari pagi yang cerah. Pagi itu aku duduk menikmati sarapan sambil menikmati pemandangan yang langka ini. Suhu udara yang sejuk dan pemandangan indah pagi ini ini sungguh membuat kopi saya terasa lebih nikmat walaupun cuma kopi Nescafe saja. Jika anda mampir ke daerah pesisir barat Turki, pastikan anda mampir ke Fethiye. Selain pemandangan yang indah, Fethiye juga terletak di posisi yang strategis untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di pesisir barat Turki. Dari Fethiye, terbentang jalur D400 di sepanjang garis pantai dengan pemandangan yang indah khas Laut Mediterania sampai Antalya. Di sepanjang jalur ini kita bisa mengunjungi kota-kota pantai seperti Dalyan, Dalaman, Kalkan, Kas, Kekova dan masih banyak kota-kota kecil lainnya. Anda bahkan bisa menyebrang dengan kapal ferry ke Pulau Rhodes di Yunani dari Fethiye. Selain itu anda tidak perlu jauh-jauh pergi dari Fethiye untuk menikmati keindahan alam. Pantai Oludeniz dengan lagunanya yang indah terletak hanya 30 menit dari pusat kota Fethiye. Faralya atau desa di atas Butterfly Valley dengan pemandangan alam yag spektakuler juga hanya 45 menit dari Fethiye.
Membayangkan birunya laut Mediterania membuat aku memutuskan untuk mengunjungi Oludeniz pagi ini sebelum meninggalkan Fethiye. Oludeniz yang berarti “Laut Mati” dalam bahasa Turki adalah pantai yang menjadi icon keindahan pantai Turki. Lautnya yang tenang dengan warna biruturquois, pantai dengan pasir putih dan sinar matahari sepanjang tahun membuat turis-turis Eropa terutama turis dari Inggris bergerombol di Oludeniz. Tidak jarang aku berpapasan dengan turis Inggris dengan logatnya yang khas di Fethiye dan sekitaran Oludeniz. Dengan menumpang dolmus, aku pun tiba di Oludeniz yang pagi itu masih sepi. Laut yang biru dan pemandangan yang indah membuat aku ingin berenang, namun karena tidak membawa handuk, aku pun berpuas diri duduk menikmati pemandangan. Oludeniz juga terkenal sebagai tempat untuk olahraga paralayang. Ketika berada di Oludeniz, anda akan sering melihat banyak orang dengan parasut yang turun dari Gunung Babadag ke pantai Oludeniz. Terkadang pemandangan yang cukup menegangkan, karena para pecandu adrenalin ini terlihat begitu dekat dengan rumah dan tiang listrik sebelum mendarat di pantai. Selain menikmati pemandangan dan berenang di Oludeniz, kita juga bisa mengunjungi laguna di cagar alam Oludeniz yang indah. Sayangnya waktuku tidak cukup untuk mengunjungi laguna, aku pun kemudian kembali ke El Camino Hostel untuk check out dan pergi ke otogar.
Tujuanku selanjutnya adalah Kas, sebuah kota kecil di pantai selatan Turki yang terkenal dengan posisinya yang berada di tengah Fethiye dan Antalya. Karena posisinya yang strategis, Kas juga menjadi base yang cocok untuk mengunjungi pantai, reruntuhan kota kuno yang banyak terdapat di sekitaran pantai selatan yang dulunya di kenal dengan nama Lycia ini. Dari Kas kita bisa mengunjungi Patara, pantai dengan garis pantai terpanjang di Turki dengan reruntuhan kota kunonya. Bagi yang ingin menyelam, Kas adalah tempat yang sesuai untuk menikmati olahraga air ini. Ada banyak diving spot yang menarik di sekitar Kas. Jika anda suka kayaking, anda bisa juga mengikuti tour sehari ke Kekova. Kekova adalah nama reruntuhan kota yang akibat gempa sekarang berada di bawah permukaan air. Pemerintah Turki melarang orang berenang di sekitaran reruntuhan namun kita bisa mengunjungi tempat ini dengan kayak. Bagi saya, Kas adalah base untuk saya menikmati naik motor menuju pantai Kaputas dan Patara.

Bis Bati Antalya membawa saya selama 3 jam menuju Kas dari Fethiye menyusuri jalur D400 yang terkenal akan keindahannya. Pemandangan garis pantai putih dengan laut yang mengharu biru menjadi hiburan bagiku. Sambil mendengarkan lagu-lagu Yao Shi Ting dari ipod, aku beristirahat menikmati perjalanan menuju Kas. Setibanya di Kas, aku segera mencari Aphrodite Hotel, tempatku menginap malam ini. GPS pun kunyalakan dan karena kurang yakin, aku bertanya dengan seorang wanita yang sedang duduk2 di Otogar. Wanita ini ternyata mengenal Yusuf, sang pemilik hotel. Dia pun kemudian menelpon Yusuf dan mengatakan kalau Yusuf akan menjemputku di otogar. Wah..aku pun senang karena tidak perlu berjalan mencari penginapan di tengah hari yang panas. Yusuf datang dengan mobilnya dan segera kami berangkat ke hotel yang ternyata hanya 2 menit dari Otogar. Saya bersyukur karena dijemput karena jalan menuju Hotel menanjak cukup terjal. Fiuh..bisa gempor kalo ga.

Setelah check in, aku pun kemudian beristirahat sejenak sambil menunggu motor sewaanku tiba. 3 jam duduk di bis membuatku pegal dan langsung berbaring di tempat tidur. Baru beristirahat selama 15 menit, Yusuf pun memanggilku dan setelah mengisi form dan membayar 40 lira, aku pun diberikan kunci motor. Scooter matic 125cc yang kusewa ini kondisinya jauh lebih baik dari motor yang kusewa di Selcuk. Mesin Honda yang halus dan keluwesannya membuat saya tidak sabar ingin mencoba motor ini di Jalur D400.
Setelah bersiap-siap, aku pun tancap gas menuju Pantai Kaputas.Pantai Kaputas adalah pantai alami yang masih asri dan luput dari eksploitasi dunia turisme Turki. Pantai yang terletak di tepi Jalur D400 diantara Kas dan Kalkan ini hanya dikunjungi oleh penduduk lokal yang biasa bermain air dan berjemur sambil menikmati keindahan warna biru air di pantai ini. Setelah 20 menit naik motor menyusuri jalan yang baru diaspal di sepanjang garis pantai, aku pun sampai di Kaputas Plaji. Setelah memarkir motor di pinggir jalan seperti pengunjung lain, aku berjalan menuruni tangga menuju pantai. Pantai ini memang luar biasa. Cahaya matahari yang menyinari tebing dan mengubahnya menjadi jingga seolah menemani warna biru laut dan muda yang disalut warna putih pasir di pantai. Aku tidak bosan-bosan memotret pantai yang masih asri ini. Para pengunjung sebagian besar muda mudi Turki yang berenang, main voli atau sekedar duduk di bangku sewaan sambil ngobrol. Aku pun kemudian duduk dan menikmati pemandangan ini. Melihat canda ria muda-mudi di pantai membuatku ingin mencoba berenang. Ehhh lagi2 aku lupa membawa handuk, akhirnya aku hanya sempat menikmati pemandangan ditemani hembusan angin pantai dan tawa ria mereka yang sedang bermain air. Ah..inilah namanya surga dunia.
Setelah puas menikmati pantai Kaputas, aku pun kembali ke Kas untuk berjalan-jalan di sekitar kota. Kas merupakan kota atau lebih tepatnya disebut desa karena ukurannya yang kecil. Sebagian besar bangunan di kota ini adalah resort atau hotel yang kala itu tidak begitu ramai. Pusat kota Kas terletak dekat dengan pelabuhannya yang juga merupakan tempat penduduk Kas berkumpul bersantai menikmati makanan di restoran-restoran di sekitarnya. Aku berjalan dan menemukan bahwa harga makanan di Kas lebih mahal ketimbang makanan di Fethiye, mungkin karena tempat ini lebih banyak restoran ketimbang kedai2 kebab. Usai makan malam sederhana dengan sandwich ayam, aku pun mampir ke Migros Jet. Migros Jet dan Carrefour Express adalah AlfaMart dan Indomaret-nya Turki. Aku sering mengunjungi kedua minimarket ini untuk berbelanja. Selain lebih murah dibanding warung-warung pinggir jalan, minimarket juga tempat yang menarik untuk cuci mata dan membandingkan harga kebutuhan mereka dengan kita. Ah beli apa ya? Akhirnya aku membeli sebotol bir jerman untuk kunikmati di Hotel nanti.
Kembali ke Aphrodite Hotel, aku pun pergi ke lantai atas hotel yang merupakan open roof bar. Di sini aku duduk sambil menikmati pemandangan matahari tenggelam dan keindahan kota Kas dengan lampu dan bunga bougainville yang menghiasi beberapa sudut kota. Nun jauh disana adalah Pulau Meis (Kastelorizzo) yang merupakan wilayah Yunani. Pulau ini dapat kita kunjungi dengan mudah dari pelabuhan Kas, tentu saja kita perlu mempunyai visa Schengen untuk mengunjunginya. Matahari semakin tenggelam di kaki langit dan seteguk demi teguk bir ini pun sudah kuminum. What is best to end a hot summer day? To me this time, a bottle of beer and a wonderful sunset at Kas.
Things to know :
- Kas dapat dicapai dengan mudah dari Fethiye atau Antalya. Bis Bati Antalya berangkat tiap jam dari kedua kota tersebut dan melewati Kas.
[…] kami. Seumur hidup saya, saya belum pernah mengendarai motor dengan rute seindah Amalfi Coast. Rute Kas– Patara di Turki yang dulu pernah saya jajal memang indah, namun tidak menantang seperti rute […]
[…] pengunjung rela jauh-jauh ke sini. Keindahan pemandangan laut ini mengingatkan saya pada pantai Oludeniz di Fethiye, Turki. Namun kita tidak bisa berjalan menuju pantai tersebut. Kami hanya berfoto dari […]
Hello mas, thank u buat review nya, jrg org indo review kaputas beach. Btw bulan depan saya mau trip ke Antalya dari Goreme, itu bus dr Antalya ke Kaputas Beach harganya brp tele ya ? terus ada gak sih bus dari Goreme langsung ke Kaputas Beach ?
Thank u mas 🙂
Kota paling deket yg dilalui bis menuju Kaputas itu Kas. Jadi mbak bisa naik bis ke Kas dlu n lanjut naik dolmus atau sewa motor ke kaputas. Nama bisnya kalo ga salah Bati Antalya, berangkat tiap jam dari Antalya menuju Fethiye n ditengah perjalanan berhenti di kota2 pantai seperti Kas. Klo bus lsg dri Goreme ke Kas sepertinya ga ada. Paling transit dlu di Antalya