Izmir :Reinkarnasi Smyrna yang Hangat dan Romantis

Pesawat SunExpress membawaku terbang selama dua jam  dari Kars menuju Izmir yang terletak di Turki bagian barat. Izmir merupakan kota pantai yang modern, mungkin salah satu kota yang amat terpengaruh budaya barat di Turki. Kota ini terkenal sebagai base yang ideal untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di sekitarnya. Perjalananku kali ini membawaku menelusuri kota-kota Romawi kuno yang terletak di sekitar Izmir. Bagi penganut agama Nasrani, tentu tidak asing dengan  7 gereja (kota) yang disebutkan dalam kitab Wahyu.  Rasul Yohanes pada masa pemerintahan Kaisar Domitian diasingkan ke Pulau Patmos setelah gagal dibunuh dengan cara dimasukkan ke minyak mendidih. Yohanes menerima wahyu dari Yesus Kristus tentang akhir jaman dan nasihat kepada 7 gereja mula-mula di Asia Kecil. Nama gereja-gereja tersebut adalah Smyrna (Izmir), Sardis (Sart), Pergamum (Bergama), Ephesus (Selcuk), Laodicea (Laodikiya), Philadelphia, dan Thyatira. Minatku pada reruntuhan kota kuno kemudian membawaku ke Izmir yang dulunya bernama Smyrna, salah satu dari 7 gereja di kitab Wahyu.

Kesan pertamaku ketika sampai di Izmir adalah gerah . Kota ini sangat berbeda dengan Kars yang sejuk walau matahari bersinar terik. Izmir itu panas dan lembab. Aku berjalan membawa backpackku yang terasa semakin berat saja menuju stasiun metro menuju Basmane,daerah aku tinggal selama 3 malam. Daerah Basmane adalah daerah yang paling ideal untuk dijadikan base selama di Izmir. Daerah Basmane dekat dengan Agora (sisa kota kuno Smyrna), Konak Square, dan Kordon. Hanya dengan berjalan kaki, kita dapat mengunjungi tempat-tempat wisata ini. Selain itu, Basmane juga memiliki stasiun kereta yang menghubungkan Izmir dengan kota-kota lain seperti Selcuk dan Denizli. Setelah sampai di Basmane, aku pun segera menitipkan tasku di Lotus Garden Hostel. Hostel berkonsep naturalis ini dikelola oleh para pencinta lingkungan yang amat memperhatikan pentingnya daur ulang sampah. Aku diingatkan untuk memisahkan sampah organik dan non organik karena sampah organiknya dipakai untuk membuat kompos. Hostel ini juga memelihara beberapa kucing yang lucu dan suka berinteraksi dengan penghuni hostel.

Tujuan pertamaku di Izmir adalah Agora, sedikit dari kota Smyrna yang masih tersisa. Smyrna merupakan kota yang telah dihuni oleh berbagai peradaban di Mediterania. Bangsa Lidya, Yunani, Persia, Romawi dan Ottoman pernah mendiami tempat ini. Alexander Agung adalah salah satu nama besar yang pernah memberikan kontribusi besar pada kota ini. Alexander Agung usai berkonsultasi dengan Oracle (peramal) di Kuil Apollo Claros kemudian mendirikan kota Smyrna yang lebih luas di dataran dekat Gunung Pagos. Sejak itulah Smyrna tumbuh menjadi kota yang besar dan makmur. Kekaisaran Romawi juga kemudian menguasai Smyrna dan menghiasinya dengan bangunan-bangunan indah. Smyrna juga menjadi kota berkembangnya agama kristen mula-mula. Disebutkan dalam Kitab Wahyu, jemaat Smyrna adalah jemaat yang miskin dan menderita namun dipuji karena kesetiaan mereka terhadap penyiksaan (Wahyu 2:8-11).Setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi Timur, Smyrna dikuasai oleh Kesultanan Ottoman. Smyrna menjadi kota metropolitan dengan berbagai etnis(Yunani, Armenia, Turki,Yahudi) dan agama tinggal di sini. Setelah kekalahan Kesultanan Ottoman di Perang Dunia I, Smyrna dikuasai oleh tentara Yunani yang kemudian dipukul mundur oleh tentara Republik Turki. Perang antara Yunani dengan Turki ini kemudian berakibat pahit pada hubungan antara kedua negara. Smyrna terbakar hebat setelah dikuasai oleh tentara Turki sehingga penduduk Izmir yang beretnis Yunani banyak yang menjadi korban. Kejadian ini pun akhirnya berujung pada Treaty of Lausenne yang menyatakan pertukaran penduduk etnis Yunani di Turki dengan penduduk etnis Turki di Yunani. Suatu sejarah pahit yang membekas di berbagai wilayah di Turki dan Yunani sampai sekarang. Republik Turki yang mengadopsi aksara latin kemudian menamai Smyrna menjadi Izmir.

Dengan begitu kayanya  sejarah Izmir, sangat sedikit tempat dimana kita bisa menikmati sejarah kota ini. Agora yang terletak dekat Basmane ini pun hanya berukuran setengah lapangan sepakbola dan bagian yang terbilang masih utuh adalah ruang basement Basilica (Gedung pemerintahan) dan beberapa tiang penyangga Agora (pasar). Walaupun demikian, agora ini tetap menarik dikunjungi para penggemar sejarah dan arkeologi. Di ruang basement basilica ini, terdapat pipa batu bata yang masih mengalirkan air. Menurut penjelasan, pipa tersebut mengalirkan air yang belum diketahui sumbernya dan telah berfungsi dari zaman Kekaisaran Romawi.

Usai mengunjungi Agora, aku berjalan melalui pasar rakyat menuju Konak Square. Salah satu kesenangan saya ketika mengunjungi Turki adalah ketika mengunjungi pasarnya yang ramai dan segar. Kenapa segar?Karena dimana lagi anda bisa membeli buah cherry yang merah segar dan manis hanya 2 lira sekilo!Aprikot 3 lira sekilo!Plum hitam 4 lira dan Anggur hijau kualitas mantap seharga 5 lira. Itu pun belom ditawar loh. Aku melewati hiruk pikuk pasar Kemeralti  sambil melihat2 bapak2 penjual berteriak-teriak menjual dagangannya. Riuh dan rendah tapi tetap menyenangkan.Pasar Kemeralti merupakan pasar terbesar di Izmir dan pasar ini selalu ramai dikunjungi oleh penduduk lokal yang ingin berbelanja, sangat kontras dengan Grand Bazaar Istanbul yang pengunjungnya didominasi oleh turis. Setelah berjalan selama 15 menit di sekitar Kemeralti, akhirnya aku sampai di Konak Square.

Konak Square adalah alun-alun luas yang merupakan tempat yang paling sering dikunjungi oleh turis maupun penduduk lokal di kala senja.Di tengah alun-alun ini terdapat Saat Kulesi (menara jam) yang dibangun pada tahun 1901 sebagai perayaan peristiwa naik tahta Sultan Abdulhamit yang ke 25. Menara jam yang indah ini dianggap sebagai simbol dari kota Izmir dan berfoto dengan latar menara jam ini bagaikan ritual bagi turis yang mengunjungi Izmir. Aku pun duduk di salah satu bangku taman dan menikmati pemandangan senja di saat sinar matahari berubah jingga dan menyinari Konak Square. Burung- burung merpati berterbangan menghampiri pengunjung yang menebarkan biji padi untuk dimakan oleh burung-burung ini. Anak-anak kecil berlarian mengejar burung-burung yang jumlahnya banyak ini. Pemandangan yang unik dan jarang bisa kunikmati di Jakarta.

Usai beristirahat sebentar di Konak Square, aku pun berjalan ke arah pantai yang disebut dengan Kordon. Kordon adalah jalur pejalan kaki yang memanjang di pinggir laut Izmir dari Konak Pier sampai Stasiun Alsancak. Jalur yang panjangnya 5-6 kilometer ini merupakan tempat yang sangat nyaman untuk sekedar berjalan menikmati pemandangan laut dan teluk Izmir atau sekedar duduk-duduk menatap laut dan kapal ferry yang hilir mudik membawa penumpang. Ada suatu perasaan yang menyenangkan ketika berjalan di Kordon. Aku melihat pasangan baik tua ataupun muda bergandengan tangan menikmati suasana senja yang romantis. Sepasang muda mudi duduk di kursi yang menghadap laut sambil memadu kasih dan bercanda ria. Aku pun mengambil tempat di sebuah kursi yang kosong sambil menatap laut menikmati hangatnya sinar mentari yang mulai tenggelam. Ah Izmir sungguh indah..tak salah aku memilih tempat ini sebagai base selama 3 malam.

Things to know :

  1. Airport Izmir terhubung dengan metro dan kereta api menuju Basmane Station. Sayangnya,frekuensi kereta api lebih rendah dari metro, sehingga metro lebih bisa diandalkan untuk menuju Basmane. Dari stasiun metro di luar airport, kita bisa menumpang metro tujuan Alsancak lalu transfer di stasiun Halkapinar. Dari stasiun Halkapinar, kita melanjutkan perjalanan dengan metro dan dua stasiun kemudian kita sampai di Basmane station.
  2. Transportasi di Izmir rata-rata menggunakan sistem kartu. 3-5 bilet card adalah kartu isi ulang yang bisa digunakan dalam jangka 35 hari saja, pilihan paling sesuai jika hanya mengunjungi Izmir dalam waktu singkat. Kent Card adalah kartu isi ulang yang wujudnya seperti kartu EZ Link di Singapura. Kartu ini bisa diisi ulang dan pemiliknya mendapat harga yang lebih murah untuk transportasi dengan bis atau metro.

 

3 Comments

Leave a Reply