From Santorini to Rhodes : Pengalaman Naik Kapal Ferry di Yunani

Kapal laut. Dua kata satu rupa. Sebuah kendaraan transportasi besar yang melalui laut terombang-ambing di bawah kendali seorang nahkoda selama berjam-jam menuju tujuan. I hate it. Jujur saja, saya tidak pernah suka berpergian dengan kapal laut. Entah itu wujudnya kapal ferry, kapal nelayan, atau kapal speedboat. Jangan salah, saya bisa berenang dengan baik (kalo ga dibilang jago ya). Hanya saja, saya punya pengalaman buruk ketika masih SMA tentang naik kapal laut.Saat itu saya menderita 2hari satu malam di atas kapal Lawit dari Jakarta menuju Pontianak. Dek yang penuh dengan asap rokok, antrian makanan yang panjang demi mendapatkan nasi putih dan lauk ikan setengah matang, tidak ada tempat layak untuk tidur, toilet yang kotor dan mabuk laut yang saya derita membuat saya semakin anti naik kapal laut. Namun pengalaman saya dengan Blue Star Ferries mengubah persepsi saya tentang kapal laut.

Kapal Ferry datang menjemput
Kapal Ferry datang menjemput

Pagi dini hari pukul setengah tiga, saya sampai di pelabuhan Santorini. Udara dingin yang menusuk ditambah hembusan angin laut membuat para calon penumpang berlindung di café-café yang ada di pelabuhan. Harga yang ditawarkan di café-café ini cukup mahal. Saya pun akhirnya memilih duduk di dekat dermaga sambil melihat kapal ferry merapat dan menurunkan penumpang. Pelabuhan yang ukurannya tidak begitu besar ini merupakan pelabuhan utama Santorini. Pelabuhan baru ini melayani rute kapal ferry menuju pulau-pulau lain di Yunani. Tujuan saya berikutnya adalah Rhodes, salah satu pulau di kepulauan Dodecanese yang jaraknya sangat dekat dengan Turki.Rhodes adalah pulau yang terkenal dengan peninggalan sejarahnya yang sangat beragam. Pulau yang pernah dikuasai oleh bangsa Yunani,Romawi, Prajurit Perang Salib, dan Ottoman Turki ini memiliki suasana abad pertengahan yang sangat kental. Bayangkan saja sebuah kota yang dikelilingi oleh tembok 3 lapis dan sering menjadi medan pertempuran di abad pertengahan. Rhodes juga merupakan tempat dari salah satu 7 keajaiban dunia zaman kuno yaitu Collossus of Rhodes. Sayangnya patung tembaga sang dewa matahari tersebut sudah tidak ada lagi di Rhodes. Selain karena menjadi tempat tujuan wisata saya, saya juga menjadikan Rhodes sebagai escape plan in case krisis di Yunani menjadi semakin memburuk dan terjadi anarki di Athena. Maklum saya mengunjungi Yunani di kala krisis dan Athena adalah tujuan akhir saya sebelum kembali ke tanah air.Jika keadaan di Athena memburuk sampai ke tingkat anarki, saya akan menghindari Athena dan menyebrang dari Rhodes menuju Fethiye,Turki.Namun, puji Tuhan saya tidak perlu menghindari Athena karena pasca referendum pun, situasi Athena tetap kondusif.
Pukul 2:45 kapal Bluestar Ferry tujuan Rhodes mulai merapat. Saya dan penumpang-penumpang lain mulai berbaris menuju dermaga. Petugas keamanan meminta para penumpang untuk melewati suatu bangunan tempat barisan diarahkan menuju kapal ferry. Kapal Bluestar Ferries ini berukuran cukup besar. Kapal dengan tiga tingkat ini memiliki beberapa kelas penumpang. Ada dek khusus kelas penumpang dengan kabin (ranjang), dek ekonomi dengan air seat dan dek ekonomi. Beda antara air seat dan economy adalah jika kita membeli tiket air seat,kita akan mendapatkan kursi di indoor lounge dan nomor kursi tertera di tiket sehingga kita dijamin mendapatkan tempat duduk. Jika kita membeli economy seat,maka kita tidak memiliki nomor kursi di tiket sehingga kita akan duduk di dek outdoor atau restoran. Beda harga antara air seat dengan economy hanya 3 euro saja. Saya membeli tiket Santorini-Rhodes air seat seharga 39 euro karena saya ingin jaminan ada tempat duduk di kapal ferry ini. Namun ternyata keputusan saya membeli tiket air seat sepertinya sia-sia.

IMG_5549
Lounge Air Seat
IMG_5547
nyelfie di luar dek kapal
IMG_5543
Cafe di dalam kapal yang jadi tempat tidur para penumpang

Pukul 2: 55, kapal ferry mulai menaikkan penumpang tujuan Kos dan Rhodes setelah menurunkan penumpang dari Piraeus,Athens. Mobil dan kendaraan lainnya juga diturunkan dari kapal. Agak heran juga melihat ada orang yang repot-repot menyebrangkan mobilnya dari Athena menuju Santorini.Mungkin nyetir dengan mobil sendiri lebih enak daripada sewa ya he3. Para penumpang masuk melalui pintu sebelah kiri kapal sementara mobil dan kendaraan lain masuk dari sebelah kanan. Para petugas memeriksa tiket dan mengarahkan penumpang yang membawa koper besar menuju tempat penyimpanan koper di dalam kapal. Saya berjalan masuk dan naik ke dek 3 tempat lounge air seat berada. Oh ya, kapal ini dilengkapi dengan eskalator jadi tidak perlu capek-capek naik tangga ke dek. Setelah sampai di lounge, saya mencari kursi tempat duduk saya dan ternyataaa lounge sangat sepi dan hanya ada beberapa penumpang yang duduk. Lantas kemana semua penumpang yang tadi? Karena saya masih norak dengan kapal ini, saya memutuskan untuk berkeliling sebentar di dek ini. Setelah berkeliling saya kemudian menemukan suatu fakta yang saya missed tentang naik kapal ferry ini. Saya menemukan banyak penumpang yang dengan nyaman tidur di sofa dan kursi yang nyaman di restoran dan café di kapal! Jauh lebih nyaman daripada kursi air seat yang saya pesan. Kursi air seat ini walau nyaman seperti di pesawat terbang, tapi tidak bisa diatur untuk posisi tidur yang nyaman. Saya pun kemudian berusaha mencari tempat kosong untuk bisa tiduran. Namun sia-sia, semua tempat nyaman di restoran sudah dikuasai oleh para penumpang lain. Saya kemudian kembali ke lounge dengan perasaan kecewa karena gagal mendapat tempat terbaik hahaha. Kelemahan terbesar saya sebagai seorang backpacker adalah saya tidak bisa tidur kecuali di posisi terlentang. Dalam perjalanan saya dimana pun saya selalu mengalami masalah kurang tidur karena ini. Ketika naik bis malam di Turki,Vietnam, Kamboja bahkan Malaysia, saya akhirnya hanya duduk merem tanpa benar-benar tidur. Apalagi ketika di pesawat, tidak usah ditanya lagi saya ngapain. Mendapati lounge air seat yang kosong, saya pun akhirnya berimprovisasi dengan tidur di lantai di bawah kolong kursi. Beralaskan pakaian saya sebagai bantal, saya berusaha tidur atau paling tidak bisa istirahat selama beberapa jam.

Counter cafe dimana kita bisa memesan kopi panas
Counter cafe dimana kita bisa memesan kopi panas

Saya berhasil tidur..yak walau hanya sekitar 2 jam saja. Sekitar jam 7 pagi saya terbangun dan matahari telah bersinar dengan gagahnya. Saya segera bangun dan pergi ke toilet.Toilet di kapal ini cukup bersih dan di dek atas terdapat shower room yang bisa kita pakai dengan gratis. Usai berberes, saya kemudian berjalan keliling di kapal ini. Saya memesan secangkir americano di café dan menikmati pemandangan laut sambil duduk di café. Duduk di café yang nyaman ini membuat saya terkenang saat dulu naik kapal laut menuju Pontianak. Wah beda sekali suasananya. Kalau dulu saya terbaring di kapal dan mual-mual, sekarang saya duduk santai ngopi dan seger. Kalau naik kapal laut seperti ini, saya ga akan kapok naik kapal laut lagi.

IMG_5556
Kos dari Kejauhan
IMG_5555
Pelabuhan Kos dengan bentengnya

IMG_20150706_083056
Jam 8 pagi, terdengar pengumuman bahwa kapal akan merapat ke Pulau Kos. Semua penumpang tujuan Kos pun beranjak jalan ke arah palka. Saya yang norak dan pengen ngeliat Pulau Kos kemudian berjalan ke dek terbuka dan melihat sebuah benteng besar dengan gaya Eropa berdiri seolah menyambut kapal dari kejauhan. Saya kemudian membuka handphone saya dan mencari informasi tentang benteng ini. Ternyata benteng ini adalah peninggalan Knights Hospitaller (salah satu ordo prajurit perang salib). Benteng ini masih utuh dan bisa dikunjungi oleh para turis yang berkunjung. Saya hanya bisa melihat dari kejauhan dan memotretnya saja. Sayang waktu saya terbatas, kalau tidak mungkin saya akan menghabiskan beberapa hari di Kos yang katanya merupakan salah satu pulau dengan pantai terbaik di Yunani.

IMG_5557
Restoran cepat saji Goody’s
IMG_5551
Salah satu kabin di Blue Star ferry
Menunggu pintu kapal terbuka
Menunggu pintu kapal terbuka

Setelah menurunkan semua penumpang dari Kos, kapal laut kemudian bertolak menuju Rhodes. Perjalanan menuju Rhodes dari Kos hanya menempuh sekitar 3 jam. Selama tiga jam saya iseng berjalan dari satu dek ke dek yang lain untuk mengusir kebosanan saya. Saya menemukan souvenir shop, café,restoran sampai toko buku di kapal ini. Kapal laut yang besar ini sangat nyaman dan saya sampai lupa kalau saya dulu mabuk laut. Kapal laut melaju dengan stabil dan saya tidak merasakan kapal goyang sama sekali. Saya seolah berada di atas hotel mengapung. Sungguh pengalaman yang menyenangkan.
Jam 11 siang,kapten kapal mengumumkan bahwa kapal akan merapat di Rhodes. Seperti anak kecil, saya berjalan cepat menuju dek terbuka dan melihat Rhodes dari kejauhan. Jika benteng di Kos sudah membuat saya takjub, benteng besar di Rhodes benar-benar membuat saya terpana. Sebagai seorang maniak sejarah, saya tahu betul sejarah pulau ini di abad pertengahan. Pulau yang menjadi basis Knights Hospitaller setelah terusir dari Tanah Suci ini menjadi saksi banyak pertempuran hebat. Bentengnya yang kuat dibangun untuk mempertahankan diri dari serangan musuh yang seolah tidak pernah berhenti membiarkan kedamaian di pulau ini. Bangunan benteng yang terlihat dari jauh ini pun kelihatan semakin besar dan saya kemudian turun ke palka untuk keluar dari kapal. Petualangan saya yang baru di pulau para ksatria ini pun dimulai.
Tips:
1. Sebagian besar pulau di Yunani dapat dicapai dengan kapal terbang atau ferry. Harga tiket kapal ferry cenderung stabil berbeda dengan harga tiket pesawat. Jika anda tidak sedang buru-buru dan ingin menikmati pengalaman naik kapal ferry dengan kualitas kapal pesiar, naiklah Blue Star Ferries. Untuk memesan tiket via online dan mengecek jadwal pelayaran, anda bisa membuka laman resmi Blue Star Ferries di www.bluestarferries.com . Sebenarnya anda tidak perlu memesan online jika anda ingin membeli tiket kelas ekonomi karena kapal ferry jarang sekali terisi penuh bahkan di musim liburan sekalipun. Anda bisa membeli tiket langsung di tour agent yang ada di pelabuhan atau kota tempat anda tiba di Yunani.
2. Harga makanan dan minuman di kapal ferry diregulasi oleh pemerintah sehingga harganya cukup terjangkau. Secangkir Americano yang saya pesan hanya 1.35 euro dan air mineral ukuran sedang seharga 0.5 euro. Namun jika anda ingin lebih menghemat, anda bisa membawa makanan sendiri. Jika anda ingin makan yang lebih kenyang, anda bisa makan di restoran cepat saji Goody’s yang ada di tiap kapal Blue Star Ferries. Sayangnya, restoran ini tutup di malam hari dan baru buka di siang hari.
3. Belilah tiket ekonomi dan ketika anda naik ke kapal, bergegaslah ke restoran dan carilah spot paling cocok untuk tidur sebelum diambil oleh turis lain.Seriously, you will regret it if you don’t.

Leave a Reply