Setelah menjalankan ritual pagi minum kopi di Caffe Trombetta, kaki saya kemudian menuntun saya untuk menggunakan jatah terakhir gratisan Roma Pass. Setelah saya menggunakan jatah pertama untuk Colosseum, saya kemudian memutuskan untuk menggunakan jatah terakhir untuk pengunjungi kompleks pemandian terbesar di zaman Romawi kuno yaitu Bath of Caracalla.



Bangsa Romawi sangat memperhatikan aspek kesehatan jiwa dan raga mereka. Mereka sangat menikmati balap kuda, pertunjukan gladiator, dan juga mandi. Dengan majunya teknologi pengairan mereka,bangsa Romawi sanggup menyuplai kota dengan air yang melimpah. Aquaduct (bangunan penyokong saluran air bersih) dibangun untuk menyalurkan air ke air mancur, penampungan air (cistern) dan juga pemandian umum. Bath of Caracalla bukanlah pemandian umum biasa, pemandian umum ini memiliki banyak fasilitas yang terbilang paling lengkap saat itu. Pemandian umum Romawi biasanya terdiri dari ruang hangat (tepidarium) yang merupakan ruang santai dan pijat, ruang panas (caldarium) yang fungsinya seperti sauna dan ruang dingin (frigidarium) yang memiliki kolam air dingin. Namun Bath of Caracalla memiliki fasilitas lebih dari sekadar mandi saja.Pemandian ini memiliki fasilitas palaestra (gym) tempat pengunjung berolahraga dan kolam renang besar tempat pengunjung berenang dan bersosialisasi. Bath of Caracalla merupakan pemandian campur dan sudah menjadi rahasia umum pemandian ini juga merangkap tempat esek-esek alias prostitusi. Pemandian yang dibangun Kaisar Caracalla ini kemudian berhenti berfungsi setelah suku Ostrogoth (salah satu dari suku barbar yang mengakibatkan keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat) menghancurkan sistem pengairannya.


History Corner
Ritual mandi ala roma biasanya seperti berikut. Setelah membayar biaya masuk, pengunjung akan melepas pakaian dan menyerahkannya kepada pelayan. Kemudian pengunjung tersebut akan berolahraga (sambil bugil loh) dan kemudian beristirahat di ruang hangat (tepidarium) sebelum masuk ke ruang sauna (caldarium). Bangsa Romawi percaya bahwa keringat dapat membersihkan kotoran di kulit dan tubuh, sehingga sauna sangat dipercaya menyehatkan sama seperti kita sekarang. Setelah bersauna, seorang budak akan mengoleskan minyak zaitun ke tubuh pengunjung dan kemudian mengosoknya dengan semacam alat logam. Terkadang layanan pijat juga diberikan untuk memberikan efek relaksasi kepada pengunjung. Setelah dipijat, pengunjung akan kembali ke tepidarium sebelum mendinginkan badan di ruang dingin (frigidarium). Kemudian, pengunjung dapat berenang di kolam renang utama atau bersosialisasi dengan pengunjung lain. Pemandian bukan sekedar tempat mandi untuk bangsa Romawi. Pemandian juga berfungsi sebagai tempat bersosialisasi, gosip dan pertemuan. Tidak jarang ide-ide cemerlang lahir dari tempat pemandian seperti ini.
Sekarang Bath of Caracalla hanya tersisa reruntuhannya saja. Bagaikan cangkang kosong tanpa penghuni, sulit membayangkan tempat ini adalah suatu pemandian. Saya berjalan dari satu koridor ke koridor lain. Mengagumi kebesaran bangunan yang luasnya nyaris dua kali lapangan sepak bola ini, saya berusaha membayangkan seperti apa tempat ini di masa lalu. Jawaban yang hanya terjawab setelah saya pergi ke Pompeii dan melihat pemandian Romawi dalam skala yang lebih kecil. Banyak patung dan juga mosaik indah yang terdapat di pemandian ini telah dipindahkan ke museum-museum di Italia. Well, saya pun kemudian meninggalkan Bath of Caracalla dan berjalan menuju tujuan saya berikutnya, Vatican City.
How to get here : naik metro Line B dan berhenti di Stasiun Circo Massimo dan berjalan ke belakang stasiun.
Ticket price : 6 euro.
[…] paling terkenal adalah Patung Hercules Farnese dan Patung Bull of Farnese yang dulunya menghiasi Bath of Caracalla di Roma. Patung Bull of Farnese ini menggambarkan suatu eksekusi mengerikan dari seorang wanita […]