Ahh..libur sekolah sudah dimulai. Semua kesibukan menjadi guru selama berbulan-bulan juga telah usai. Now, it is time to roll and unwind. Semua tiket penerbangan, kacamata renang, sunblock cream, tas anti air dll sudah siap di backpack Avtech. Where am I going? Now, my destination would be Krabi, a small town about 4 hours ride from Phuket. Krabi tergolong kurang populer dibandingkan dengan Phuket atau Bangkok di mata turis Indonesia. Saya sudah pernah ke Phuket, Bangkok dan kota-kota tujuan wisata di Thailand tapi Krabi memang belom pernah kepikiran sebelumnya. Krabi lebih populer di kalangan turis bule, Singapura dan Malaysia yang kebetulan dekat dengan Thailand Selatan. Kita bisa ke Penang hanya sekitar 8 jam naik bis dari Krabi.
Pagi-pagi buta saya berangkat ke bandara Soekarno Hatta tercinta untuk berangkat dengan pesawat Lion Air menuju Singapura. Tidak ada direct flight dari Jakarta ke Krabi, jadi saya harus transit di Singapura beberapa jam dan melanjutkan perjalanan ke Krabi. Saya sengaja memilih waktu penerbangan pagi agar semuanya aman sentosa. Maklum, ini musim liburan dan sifat Lion Air yang peluang delaynya tinggi membuat saya lebih hati-hati dalam mengatur rencana. Puji Tuhan, semua lancar.Pesawat Lion Air berangkat tepat waktu menuju Singapura dan setelah transit 3 jam di Changi Airport, saya pun terbang bersama Air Asia menuju Krabi.
Krabi hanya ditempuh sekitar 2 jam dengan pesawat. Bandara Krabi International tidak besar dan mewah. Line imigrasi saja cuma dibuka 2 counter sehingga membuat antrian panjang mengular. Untungnya pihak imigrasi sigap dan tak lama saya sudah mendapat stempel di paspor saya. Setelah melewati imigrasi, saya menemukan booth True yang menawarkan simcard dengan harga promo. Saya pun tertarik dengan promo 180baht per 4 hari untuk koneksi internet tanpa kuota. Setelah membayar 180baht, cewek cantik penjaga booth segera memasangkan Simcard di handphone butut saya. Okay, connection ready. Now it is time to hit the town. Saya kemudian mencari shuttle menuju Krabi Town. Tiket di jual tak jauh dari pintu keluar bandara dan saya hanya perlu membayar 90baht untuk menuju bandara yang memang tak jauh dari Krabi Town. Setelah mendapatkan tiket, saya berjalan keluar dan segera disambut oleh petugas yang melihat tiket ditangan saya. Saya segera diarahkan ke bis menuju Krabi Town dan area sekitarnya. Bis ini juga melayani penumpang yang menuju Ao Nang dan Railey. Tentu saja biaya yang ditawarkan juga berbeda dari biaya menuju Krabi Town yang lebih dekat dari Airport.
Setelah menunggu bis penuh dengan penumpang, sopir bis pun segera mengemudikan bis menuju Krabi Town. Perjalanan menuju Krabi Town cukup lancar dengan pemandangan perumahan khas Thai selatan dengan rumahnya yang berlantai 1 dan papan-papan iklan dengan huruf Thai. Sekitar 30 menit, saya sampai di Krabi Town. Saya segera berjalan mencari penginapan saya selama 3 hari ke depan yaitu Pak Up Hostel.
Pak Up Hostel terletak tak jauh dari perhentian bus. Saya hanya perlu berjalan sekitar 10 menit untuk sampai disana. Hostel dengan konsep unik ala sekolahan ini tergolong strategis. Letaknya dekat dengan Chao Fa Pier dimana kita bisa naik Long Tail boat menuju Ao Nang atau Railey Beach. Hostel ini juga memiliki fasilitas Rooftop Bar, pooltable,cafe,spa dan motorcycle rental. Hostel ini bisa dibilang hostel paling populer di Krabi Town. Ketika check in, saya diantarkan ke kamar saya yang berada di lantai 2. Semua kamar di hostel ini diberi nama pelajaran di sekolah.Ada kamar Biology,Math, IT dll. Saya sendiri menempati kamar IT.
Setelah meletakan tas berat saya dan istirahat sebentar, saya segera berjalan-jalan di sekitar Krabi Town. Kota kecil yang tenang ini memang bukan tempat tujuan wisata. Tidak banyak yang bisa dilihat di Krabi Town kata website travel yang saya baca sebelum berangkat ke sini. Namun tempat ini memiliki daya tarik sendiri bagi saya yaitu harganya yang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan Ao Nang dan tinggal di Krabi memungkinkan saya mengejar hobi saya yang lain yaitu naik motor. Ketika berkeliling di sekitaran Krabi Town, saya menemukan pasar yang menjual makanan dan jajanan khas Thailand seperti Pad Thai, Khao Soi, dan beberapa kue serta buah2an yang segar. Banyak pedagang muslim di kota ini, sehingga turis2 yang beragama Islam bisa tenang tanpa was-was mencari makan di Krabi. Saya sendiri lebih suka makan di tempat yang penjualnya Muslim Thai, karena saya pribadi kurang menyukai daging B2.Sepiring besar Padthai hanya 30baht saja. Cukup murah dan mengenyangkan.
Cuaca Krabi Town saat saya tiba tidak begitu bagus. Hujan rintik turun dari sore sampai malam.Saya hanya berjalan-jalan sebentar dan kemudian membeli air minum di 7-11 terdekat.Ahh save it for another day..for now i will be enjoying the breeze on this porch with a can of Chang on my side.