Constantinople adalah nama Istanbul di zaman kekaisaran Byzantium. Kekaisaran yang pada masa keemasannya pernah menguasai wilayah Laut Mediterannia ini adalah titisan dari Imperium Romawi kuno. Constantinople adalah pusat dari kehidupan Kekaisaran Byzantium dan merupakan pusat dari peradaban Eropa yang kala itu berada dalam masa kegelapan. Kota ini menjadi pusat politik, agama dan bahkan ekonomi. Constantinople merupakan pos terakhir dari Jalan Sutra yang terkenal itu. Sutra dari China dibawa dengan karavan-karavan menuju Constantinople dan akhirnya dibawa oleh para pedagang Venesia menuju Eropa. Letaknya yang strategis antara benua Eropa dan Asia menjadikan Ibukota kekaisaran Byzantium ini kaya raya dan modern pada zamannya.
Demikianlah bayangan saya mengenai Constantinople pada zamannya. Kekaisaran yang kaya dan kuat tersebut tentulah memiliki peninggalan yang luar biasa. Saya mengunjungi Hagia Sophia yang agung, Basilica Cistern yang misterius, Tembok Theodosian yang kokoh, Hippodrome yang hanya menyisakan beberapa monumen dan sedikit reruntuhan.Namun dimana letak Istana Kekaisaran Byzantium? Setiap kerajaan di dunia pastilah meninggalkan jejak istana mereka. Istana Topkapi warisan Kesultanan Ottoman masih terawat dengan baik dan dikunjungi oleh jutaan turis tiap tahun. So where the heck is the Byzantium Palace?

Setelah membaca buku “Strolling To Istanbul” karya John Freely, saya baru menyadari kalau saya ternyata telah berjalan jalan di atas kompleks istana tersebut. The Great Palace of Constantinople ternyata dulunya berada di sekitaran kawasan Sultanahmet! Kawasan yang sekarang menjadi tempat berdirinya Blue Mosque,taman Hippodrome, Arasta Bazaar dan sekitarnya merupakan kompleks istana yang luasnya 19000 meter persegi. Kompleks istana ini dibangun oleh Constantine Agung dan diperluas oleh para penerusnya. Banyak bangunan penting di komplek istana ini pemandian, taman istana, gereja-gereja dan juga kediaman kaisar dan keluarganya. Kompleks istana yang berbatasan dengan laut ini juga dilindungi oleh tembok istana yang berdiri kokoh menjaga istana ini. Istana Kaisar juga dihubungkan dengan terowongan menuju Hippodrome (arena pacu kuda) agar kaisar dan keluarganya dapat berjalan menuju Hippodrome dengan aman. Namun semua ini hanya dapat kita lihat melalui buku dan imajinasi kita saja. Semua bangunan di kompleks istana Constantinople sudah berganti dengan bangunan peninggalan Kesultanan Ottoman yang menggantikan Kekaisaran Byzantium sebagai penguasa Constantinople. Blue Mosque, Sultanahmet Square, Hippodrome berdiri sebagai ganti bangunan-bangunan istana Byzantium. Masih adakah sisa-sisa dari istana Constantinople tersebut?




Ya, kita masih bisa melihat sedikit dari bagian istana Constantinople dalam lantai yang dihiasi mosaik ala Byzantium di Great Palace Mosaic Museum.Pada tahun 1935, para arkeolog yang sedang bekerja di sekitar Arasta Bazaar menemukan lantai dengan mosaik indah dari zaman Kekaisaran Byzantium. Lantai dan tembok ini ternyata merupakan bagian dari kompleks istana Constantinople. Pemerintah Turki segera membangun museum untuk melindungi temuan bersejarah ini. Lantai dengan mosaik bergambar kehidupan sehari-hari penduduk Constantinople dan makhluk mitologi Yunani ini diperkirakan merupakan halaman taman istana.


Bermodal Istanbul Museum Pass, saya pun mengunjungi museum ini. Kita tidak perlu membayar tiket masuk lagi jika kita sudah memiliki Muzekart. Great Palace Mosaic Museum tidak seperti museum pada umumnya. Kita berjalan di atas platform yang didirikan diatas lantai mosaik tersebut. Mosaik-mosaik yang ada di halaman istana ini berbeda dengan mosaik-mosaik yang saya jumpai di Hagia Sophia dan Chora Church yang bernuansa religi. Mosaik-mosaik ini lebih bertema humanis dan mitologi. Ada mosaik seorang wanita membawa pot, dua orang penunggang unta, pemburu yang menyerang binatang liar, dan juga gryphon yang memakan ular. Selain lantai mosaik ini, saya juga melihat tembok museum yang merupakan bagian dari istana. tembok ini jika terus diekskavasi bisa mencapai bagian bawah Blue Mosque. Sayang sekali ekskavasi tersebut tidak akan mungkin terjadi karena dapat merusak bangunan bersejarah lain dari Kesultanan Ottoman. Museum ini saja dibangun dengan mengorbankan sebagian kecil Arasta Bazaar. Mungkin di masa depan kita dapat menikmati penemuan baru dari kompleks istana ini tanpa mengorbankan bangunan bersejarah lain.
What you should not miss : all the mosaics and the wall
Opening Hours : 09:00-19:00
Entrance Ticket : 10 Lira untuk tiket masuk. Pengguna Istanbul Museum Pass dapat masuk dengan tanpa membeli tiket masuk.
How to get here :
– Great Palace Mosaic Museum terletak di kawasan Arasta Bazaar yang ada di sebelah kiri Blue Mosque apabila kita berjalan dari Hagia Sophia.