Dalam kegelapan gua saya bangun dan baru sadar kalau jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Saya terlambat bangun untuk menikmati matahari terbit di Goreme. Segera saya bangun dari tempat tidur dan perlahan bergerilya menyusuri gelapnya kamar dorm untuk mencari pintu keluar. Maklum, kamar dorm ini terletak di basement dan kalau lampu dimatikan, kondisi kamar benar- benar menjadi gelap. Saya membawa kamera dan tongsis, berjalan keluar dari dorm. Ternyata langit pagi sudah di penuhi oleh puluhan balon dengan warna-warni menghiasinya.
Saya sempat menyesal tidak bangun pagian, maklum aktivitas seharian dengan Green Tour dan jalan-jalan malam sekitar Goreme membuat saya kecapekan. Saya segera bergegas berjalan menuju Sunset Point untuk menikmati pemandangan terbaik di Goreme. Tidak sulit mencari Sunset Point. Semua orang di Goreme tahu tempat ini. Sunset Point berada di bukit kecil di belakang Otogar. Di Sunset Point ini terdapat cafe untuk bersantai sambil menikmati pemandangan Goreme. Banyak turis yang mengunjungi tempat ini untuk menikmati matahari terbit dan terbenam.Saking terkenalnya, tempat ini kemudian dinamakan Sunset Point walaupun kita juga dapat menikmati matahari terbit dari tempat ini.
Ketika saya sampai di sana, langit biru telah dihiasi balon-balon beraneka warna. Balon-balon ini terbang secara perlahan untuk membiarkan penumpangnya menikmati pemandangan kota Goreme dengan lembahnya yang bermandikan cahaya matahari pagi. Suhu udara yang agak dingin pun tidak menghalangi para turis untuk menikmati pemandangan ini. Saya pun tidak ketinggalan memotret balon-balon dan lembah-lembah bebatuan yang unik ini. Lumayan, pemandangan dari Sunset Point ini cukup menjadi pelipur lara bagi saya yang tidak jadi naik balon. Saya masih merasa sayang mengeluarkan uang dua jutaan rupiah untuk naik balon selama kurang lebih sejam. Namun sekembalinya saya ke tanah air, saya cukup menyesal tidak naik balon udara di Goreme ini. Yah begitulah, penyesalan selalu datang belakangan hehe.
Setelah puas memotret balon dan lembah, saya juga sempat iseng berjalan menyusuri lembah berbatu tak jauh dari Sunset Point. Saya menemukan beberapa tenda yang berdiri di lembah berbatu ini. Tampaknya ada beberapa turis yang berkemah bahkan ada yang tidur dengan sleeping bag saja di tempat ini sejak semalam. Luar biasa, turis-turis ini tahu tempat terbaik untuk berkemah.Bayangkan, mereka bangun dari tidur dan menikmati pemandangan terbaik di Goreme..tidak-tidak..mungkin pemandangan terbaik di Turki. Dari lembah ini juga kita bisa menikmati pemandangan formasi bebatuan yang hanya ada di Cappadocia ini. Formasi bebatuan unik yang terbentuk akibat erosi angin dan waktu ini berdiri tegak menghiasi lembah. Dari tempat ini kita bisa trekking selama beberapa jam menuju Uchisar Castle yang letaknya cukup jauh dari Goreme. Namun trekking selama berjam-jam tersebut sepadan dengan pemandangan indah di sepanjang jalan.
Setelah menikmati pemandangan pagi di Goreme, saya pun segera berjalan menuju hostel untuk bersiap menikmati hari terakhir saya di Goreme. Saya akan mengunjungi Goreme Open Air Museum dan Uchisar Castle.
Kereeen 🙂 semoga suatu hari bisa kesana, amiiinnn 🙂
hayo bang..Turki bagus banget loh. banyak yang bisa dilihat.
[…] ini bagai petir di siang bolong bagi kami berdua. Si nyonya yang sudah membayangkan berfoto-foto di Goreme langsung kecewa dan protes. Namun semua sia-sia, kami harus membeli tiket baru untuk melanjutkan […]