Cappadocia, Goreme : A Cup of Cappadocia in A Day

Brr..dingin. Udara pagi itu berhembus meniup mata saya yang masih ngantuk. Bis berhenti untuk ke sekian kalinya di sebuah restoran. Sekarang jam 4 pagi. Bis sudah meninggalkan Fethiye 8 jam yang lalu dan masih 3 jam lagi menuju Goreme. Tak apa, lama-lama saya semakin terbiasa naik bis malam Turki yang nyaman ini. Saya juga suka perhentian sementara bis yang kadang memakan waktu selama setengah jam. Saya bisa jalan-jalan melihat apa saja yang dijual di rest area dan menikmati segelas cay panas. Banyak penumpang yang menyempatkan diri untuk sarapan di lokanta yang lazim ada di tiap rest area. Sang pramugara pun sigap membersihkan kaca depan bis dan membersihkan sampah-sampah yang berserakan di bis. Ya..pengalaman yang sangat menyenangkan ketika pergi sendirian di negeri Ataturk ini.

Setelah 30 menit berlalu, penumpang pun kembali ke bis dan tak lama bis segera melanjutkan perjalanan. Cay panas yang sekarang menghuni perut saya membuat saya enggan tidur lagi. Saya pun terus menikmati pemandangan sepanjang jalan sampai matahari terbit. Pemandangan semakin jelas terlihat dengan adanya sinar matahari pagi. Kontur permukaan bumi pun mulai berubah menjadi seperti permukaan bulan. Batu-batuan dan juga lembah yang terlihat gersang mulai tampak. Saya telah tiba di Cappadocia. Bis terus melaju menuju Goreme setelah berhenti menurunkan penumpang di Nevshehir. Sesampainya di Goreme, saya kemudian langsung bertanya arah kepada seorang agen travel tak jauh dari Otogar Goreme. Sang agen langsung memberikan saya peta dan menelpon temannya untuk mengantar saya menuju Dorm Cave by Travellers, tempat saya bermalam malam ini. Rupanya, hostel dan hotel di Goreme ini menyediakan free shuttle yang akan mengantarkan kita menuju hotel. Sungguh kemudahan yang bikin saya makin betah di Turki. Sambil menunggu, bapak agen travel menawarkan paket day tour kepada saya. Ada beberapa day tour yang ditawarkan seperti Green Tour, Red Tour dan juga beberapa hiking tour sampai ke Baloon Ride.Saya tertarik dengan Green Tour karena tempat yang ditawarkan cukup menarik. Sedangkan Red Tour yang mencakup Goreme Open Air Museum dan Uchisar Castle dapat dijalani tanpa tour. Selain Travel Agent, kios-kios di sekitar Otogar juga menyediakan penyewaan sepeda dan sepeda motor.

Tak lama menunggu, mobil jemputan saya ke hostel pun tiba. Saya mengira perjalanan akan menempuh waktu lama, ternyata hanya 3 menitan saja saya sudah sampai di hostel. Tau gini, mendingan tadi jalan saja. Dorm Cave by Travellers adalah hostel yang berkonsep gua. Hostel ini seperti banyak hostel dan hotel di Goreme menawarkan harga yang cukup terjangkau dan sensasi menginap di kamar yang berbentuk gua. Saya berbagi tempat dengan belasan turis di satu dorm yang besar. Dorm ini cukup nyaman dan sejuk walaupun tidak dilengkapi dengan AC. Cukup unik rasanya tidur dalam gua seperti ini. Setelah check in, saya langsung mandi karena akan mengikuti Green Tour yang dimulai jam 9 sampai 4 sore.

10413423_10152483471603654_115259876195462459_n 10534478_10152483482138654_6840253832346629213_n

Tepat jam 9 pagi, minibus datang dan menjemput saya dan beberapa turis lain yang mayoritas turis Korea. Agaknya Cappadocia dan Pamukkale adalah tempat favorit turis Korea di Turki. Ketika saya bertanya dengan Seon Mi, turis Korea yang saya kenal di Fethiye, alasan kenapa banyak turis Korea mengunjungi Turki karena adanya film drama Korea yang bersetting di Turki. Promosi yang berhasil karena banyaknya turis Korea yang berkunjung ke tempat ini. Minibus segera berangkat menuju tempat pertama yaitu Goreme Panoramic. Goreme Panoramic adalah tempat yang sangat populer di Goreme. Di tempat ini, kita dapat menikmati pemandangan Goreme dengan lembah berbatu dan fairy chimney ( batu besar yang berbentuk seperti cerobong). Saya dan turis-turis lain pun tidak ketinggalan ikut berfoto ria dengan latar pemandangan yang spektakuler tersebut.

10488066_10152483413603654_6688424200232943824_n
Goreme Panoramic
10428543_10152483467143654_3643584850366013591_n
Enjoying the moment

10518970_10152483466583654_5625537969868354647_n

Setelah puas bernarsis ria, minibus pun segera melaju menuju tempat kedua dalam Green Tour ini yaitu Selime Monastery. Selime Monastery adalah biara yang dulunya ditinggali oleh para biarawan yang mendalami agama Kristen, Para biarawan ini tinggal dalam biara yang terbuat dari batuan lunak yang jika kita lihat dari luar mirip dengan sarang lebah. Biara ini memiliki ruang- ruang luas seperti ruang gereja, winery (ruang pembuatan anggur), dapur dan juga asrama untuk para biarawan. Ruang gereja dulunya dihiasi oleh fresco-fresco indah khas kebudayaan Byzantium, sayangnya setelah biara ini terlantar, fresco tersebut menjadi rusak akibat asap pembakaran kayu oleh penduduk setempat, Bukannya fresco yang indah, kita malah akan melihat dinding gereja yang hitam.

10448769_10152483418723654_4322563538655366645_n
Selime Monastery
10489785_10152483433303654_4059180886875889436_n
Church
10488251_10152483434818654_1545739644792227379_n
Ruang gereja yang fresconya sudah pudar
10544789_10152483436553654_6601200291906153198_n
Sisa fresco yang masih terlihat

10527599_10152483422848654_5137497504446602155_n 10476500_10152483431033654_2867065141247881862_n 10537845_10152483431708654_1709342273265360669_n 10492248_10152483432193654_1760010189511100614_n 1910001_10152483434423654_8947305995456842586_n 10492560_10152483435728654_6262100279963783345_n 10547510_10152483436758654_5259106747001763160_n 10414519_10152483438853654_8120990184615717832_n 10474296_10152483439918654_2628351191448051177_n 10561704_10152483440893654_370126320376642941_n 10334240_10152483442088654_1559672253463666439_n

Setelah mengunjungi Selime Monastery, kita kemudian segera menuju Ihlara Valley untuk makan siang dan trekking. Di tengah perjalanan, Ahmed sang pemandu wisata memberikan menu makan siang yang bisa kita pilih. Ada menu ayam, ikan dan vegetarian. Saya memilih Tavuk Kebab sebagai makan siang saya. Makan siang ini sudah termasuk dalam paket Green Tour. Sayangnya, minuman tidak termasuk, Untung saya sudah membawa dua botol air mineral ukuran besar. Setelah makan siang, kami segera melanjutkan perjalanan menyusuri Ihlara Valley. Lembah yang kaya dengan pepohonan ini seolah kontras dengan daerah Cappadocia yang terlihat tandus. Sebuah sungai melintasi lembah yang sejuk ini dan membuat pepohonan tumbuh subur. Ihlara Valley dulunya ditinggali oleh puluhan ribu penduduk. Para penduduk tinggal di gua-gua sekitar lembah dan membangun beberapa gereja disini. Gereja-gereja gua ini dihiasi dengan fresco yang bertema cerita-cerita dari Injil. Sayang karena keterbatasan waktu, kami hanya mengunjungi satu gereja saja yaitu Agacalti Kilise ( Gereja di bawah pohon). Gereja yang letaknya tak jauh dari starting point trekking kami ini memiliki fresco yang cukup terawat. Fresco-fresco tersebut menceritakan tentang kehidupan Yesus Kristus dan Bunda Maria. Setelah mengunjungi Agacalti Kilise, kami berjalan menyusuri lembah ditemani oleh suara gemuruh sungai dan hembusan angin yang sejuk. Seraya berjalan, saya melihat banyak papan petunjuk menuju gereja-gereja gua lain, sayang saya tidak bisa mengunjunginya karena saya ikut tour. Inilah suka dukanya ikut tour. Suka karena saya tidak punya waktu banyak di Goreme (cuma 2 hari semalam) dan ikut tour adalah best option untuk mengunjungi tempat-tempat wisata. Duka karena saya melewatkan banyak tempat menarik karena harus tetap di rombongan tour.

10484272_10152483442448654_3515006820835140608_n
Restoran di Ihlara Valley
10425429_10152483443208654_1802545494134632604_n
Foto bareng gadis-gadis Turki
10473434_10152483444118654_621629786858339458_n
Ihlara Valley
10500413_10152483449618654_5824552204009237331_n
Fresco di Agacalti Kilise
10482858_10152483452603654_2856928520373328197_n
Ihlara Valley dan rumah-rumah gua-nya
10253860_10152483452998654_3676908193102854655_n
trekking yukkk
10378535_10152483453683654_2633409211024108337_n
Santai sejenak di cafe pinggir sungai

10527680_10152483448003654_5383875858841507137_n 10297830_10152483449083654_3783827260037320015_n 10306164_10152483451723654_5583889736673035335_n 10501695_10152483454263654_4220470832284630201_n

Setelah berjalan selama kurang lebih sejam, kami sampai di sebuah cafe yang berkonsep naturalis. Beberapa tempat duduk ditaruh di pinggir sungai dan ada juga dangau kecil di tengah sungai yang bisa dipakai untuk santai sejenak sambil menikmati jus jeruk. Saya memilih duduk di tepi sungai dan ngobrol dengan Achmed dan beberapa teman Korea saya yang baru. Air sungai yang sejuk membuat kaki saya yang pegal menjadi rileks dan membuat saya malas beranjak dari tempat ini, Udah PW haha..

10377245_10152483454863654_5133467159927301399_n
Ahmed in the underground city
10487236_10152483455893654_6883963992306054432_n
terowongan menuju ruang gereja bawah tanah
10462765_10152483456238654_308450166172209686_n
Pintu masuk terowongan dengan lubang yang berfungsi sebagai lubang intip dan lubang pertahanan (pihak yg bertahan bisa memasukkan tombak untuk menyerang dari dalam)
10426724_10152483458403654_6116396709556944455_n
Ukiran salib di gereja
10426710_10152483459168654_6194598992737791675_n
Ruang gereja
10438583_10152483461188654_929605799060599541_n
terowongan menuju katakomb (pemakaman)
10501695_10152483461763654_3047825952688570563_n
celah tempat menaruh jenazah
10313172_10152483463043654_3077501533300462524_n
Ruang Sekolah
10556256_10152483464628654_3793913010063507070_n
Ruang pengakuan dosa

10500575_10152483454693654_7587859407425425903_n 10502135_10152483456633654_2775839780551757082_n 10360832_10152483456948654_7845054159491953432_n 10426724_10152483457623654_6179718058513982048_n 10492494_10152483458813654_6648661063951204827_n 10352739_10152483463868654_5756934286596843836_n

Baru saja saya merasa betah, Ahmed segera memberikan instruksi untuk berjalan ke minibus. Kali ini kami akan berangkat ke Derinkuyu Underground City.Derinkuyu adalah kota yang berada di bawah tanah dan dipercaya dibangun oleh bangsa Persia sebagai tempat pengungsian dan kemudian digunakan juga oleh bangsa-bangsa sesudahnya seperti Romawi dan Byzantium. Kota ini memiliki struktur yang kompleks dengan jaringan terowongan yang panjang dan rumit. Terowongan-terowongan tersebut menghubungkan tiap ruang dengan ruangan lain yang memiliki kedalaman yang berbeda. Kota bawah tanah ini sanggup menampung 20ribu penduduk dan sampai sekarang hanya sekitar 50% yang bisa dikunjungi. Kami sempat mengunjungi beberapa ruangan seperti ruang dapur, gereja, sekolah, winery dan asrama. Gereja di kota ini tidak dihias dengan fresco seperti gereja Byzantium pada umumnya karena kota ini hanyalah kota penampungan saja. Ketika penduduk setempat akan segera diserang musuh, mereka akan mengungsi dan tinggal di kota bawah tanah ini.Terowongan-terowongan di Derinkuyu sangat sejuk dan nyaman, tidak seperti Chuchi Tunnel di Hochiminh Vietnam. Kami tidak mengalami masalah pernapasan disini. Hebatnya, kota ini memiliki sirkulasi udara yang baik. Udara sejuk tersedia walau di luar panas menyengat.Selain Derinkuyu, ada kota bawah tanah lain di Cappadocia yang dapat dikunjungi oleh turis yaitu Kaymakli. Konon ada terowongan yang menghubungkan kedua kota bawah tanah ini namun masih belum ditemukan.

Setelah mengunjungi Derinkuyu, kami kemudian mengunjungi tempat terakhir yaitu Onyx Factory. Sebenarnya ini bukan tempat wisata. Kita mengunjungi pabrik batu ini sebagai bagian promosi dan kerjasama tour dengan pabrik. Tapi tak mengapa, saya cukup tertarik mengunjungi pabrik kerajinan batu Onyx ini, terlebih karena saya mendapatkan hadiah batu Onyx karena bisa menjawab pertanyaan yang diajukan sang pemilik pabrik.

Kunjungan ke pabrik Onyx selesai, dan selesai pula perjalanan saya dengan Green Tour. Minibis pun mengantar kami menuju hotel masing-masing. Dalam perjalanan, saya sempat melihat Uchisar Castle yang tinggi menjulang bagai sarang lebah raksasa. I save it for tomorrow pikirku. Saya pun sampai di hostel dan beristirahat menanti malam tiba untuk kembali menyusuri kota ala Flintstone ini.

Price :
Green Tour from Dorm Cave by Travellers : 100 Lira

Tips :
– bawalah air yang cukup karena air minum di tempat wisata cukup mahal.
– sunblock and hat are necessary to avoid heatstroke.
– Selalu bersama rombongan anda, karena banyaknya turis di tempat wisata ini khususnya di Ihlara Valley dan Derinkuyu
– Have fun 🙂

4 Comments

  1. Wah, ternyata seru juga ya ikutan Red/Green/Blue Tour ini.
    Waktu itu saya skeptis banget mikirnya Goreme isinya itu-itu aja, dan mengira sudah cukup dengan melihat landscapenya dari balon udara. Tapi ternyata menarik kalau didatengin satu-satu.
    Semoga lain kali saya bisa kembali ke Goreme untuk ikutan salah satu turnyaa 😀
    Sekalian tanya, diantara Red/Green/Blue, yang destinasinya paling lengkap yang mana ya, Mas?

    Salam kenal,
    Eky

    • Salam kenal juga Eky. Tujuan saya ke Goreme malah mau ke tempat-tempat sejarahnya, bukan baloon ridenya. Maklum traveller bokek n maniak sejarah haha. Masing2 Red, blue n green punya destinasi yang beda2 sih. Red Tour menurut saya bisa kita jalani sendiri tanpa pake jasa tour. Rutenya hanya Goreme Open Air Museum, Uchisar Castle dan Avanos. Sedangkan Green Tour cukup jauh destinasinya, jadi saya lebih memilih pake jasa tour agent untuk Green Tour n Red tour saya jalani sendiri. Anehnya, masing2 tour agent punya destinasi yang berbeda walau nama tournya sama yaitu Green Tour. Jadi sebelum book, mendingan nanya dulu kemana saja.

Leave a Reply