Pamukkale and Hierapolis : The Sacred City on The White Castle

Pagi itu pukul 9 pagi, saya diantar oleh Ramazan menuju Selcuk Otogar. Ya, masa tinggal saya di Selcuk sudah habis dan hari ini saya akan pergi ke Pamukkale untuk melanjutkan perjalanan saya. Saya pun tiba di Otogar dan segera naik Bis Kamil Koc menuju Pamukkale. Bis yang mewah dan modern ini segera melaju menuju Pamukkale.

Selcuk Otogar
Selcuk Otogar

Pamukkale adalah kota kecil yang jaraknya hanya setengah jam dengan bis dari Denizli. Pamukkale umumnya dikunjungi oleh turis mancanegara yang ingin mengunjungi Pamukkale White Travertines. Travertines adalah teras mineral karbonat yang terbentuk pada permukaan bukit akibat aliran air. Teras- teras ini berwarna putih seperti kapas dan nampak indah dengan kolam-kolam berwarna biru. Tak heran jika keajaiban ini disebut Istana Kapas (Pamukkale) oleh penduduk Turki.

Main Angry Bird di bis Kamil Koc
Main Angry Bird di bis Kamil Koc
White Travertines
White Travertines

Perjalanan menuju Pamukkale dari Selcuk hanya memakan waktu 3 jam. 3 jam pun menjadi tidak terasa karena saya sibuk main game “Angry Bird” di layar kursi bis Kamil Koc dan chatting dengan free wifi yang juga tersedia di bis ini. Pramugara Kamil Koc pun tidak bosan-bosannya membawakan saya teh dan coca cola setiap saya meminta..aji mumpung..haus soalnya haha. Bis Kamil Koc kemudian berhenti di Denizli dan saya diminta pindah ke bis yang lebih kecil untuk menuju Pamukkale. Bis kecil yang lebih tepatnya disebut mobil van ini membawa saya menuju Pamukkale hanya dalam waktu setengah jam dan menurunkan saya tepat di depan hotel Artemis Yoruk tempat saya menginap hari ini.

 

Tujuan utama saya di Pamukkale selain mengunjungi White Travertines dan Hierapolis adalah Laodicea. Laodicea adalah salah satu kota yang tercantum dalam Kitab Wahyu kepada Yohanes. Situs kota ini belum lama ditemukan dan diekskavasi. Jaraknya yang hanya 20 menitan dari Pamukkale membuat saya tertarik untuk mengunjunginya. Saya kemudian menunggu dolmus yang “katanya” datang tiap setengah jam. Namun, setelah menunggu setengah jam di bawah sinar matahari yang terik, dolmus tak kunjung datang. Saya pun dinasihati untuk pergi ke Laodicea besok pagi saja karena cuaca terlalu panas.So..I ended up taking a nap on my bed waiting until 5 o’clock.

Pamukkale
Pamukkale
Loket Masuk White Travertines
Loket Masuk White Travertines
Alas kaki harap dilepas ya..
Alas kaki harap dilepas ya..
Kolam buatan
Kolam buatan
The view of the Cotton Castle
The view of the Cotton Castle
Turis-turis yang menikmati kolam
Turis-turis yang menikmati kolam
Sunny day
Sunny day

Ketika jam menunjukkan pukul 5 sore, saya segera bangun dan bersiap menuju White Travertines. Kenapa jam 5? Karena hari sudah menjelang sore dan sinar matahari sudah agak jinak hehe. Pintu masuk White Travertines tidak terlalu jauh dari Pamukkale. Saya hanya berjalan kaki selama 15 menit dan saya sampai di pintu masuk. Ketika saya masuk ke area travertines, saya harus melepaskan alas kaki saya. Kita tidak diperbolehkan berjalan dengan alas kaki di atas travertines karena dapat merusak permukaanya. Teras-teras ini dulu merupakan kolam air panas alami dan banyak orang yang datang ke tempat ini untuk berendam di kolam-kolamnya. Dengan semakin terkenalnya Pamukkale, hotel-hotel pun kemudian dibangun dan hotel-hotel ini menyalurkan air panas alami ke kolam-kolam mereka sendiri. Akibatnya, White Traventines mengalami kerusakan. Setelah dinyatakan sebagai salah satu World Heritage Site,pemerintah Turki kemudian menyingkirkan hotel-hotel yang berdiri dekat White Traventines dan mendirikan kolam buatan untuk turis berendam agar White Traventines dapat dikembalikan seindah dulu lagi.

Ketika saya berjalan-jalan di area teras putih ini, saya bertemu banyak turis korea yang berpakaian serba tertutup sementara turis Eropa berpakaian renang dan banyak dari mereka yang berendam di kolam air panas buatan yang terdapat di area teras. Sedangkan saya,tidak mau ketinggalan tentunya. Saya pun ikut-ikutan berendam sambil menikmati pemandangan Lembah Menderes yang indah. Setelah puas berendam, saya kembali berjalan naik di sepanjang teras putih yang basah dan agak licin ini. Sesekali saya nyaris terjatuh karena jalan yang licin. Matahari yang cerah membuat saya rajin memotret pemandangan yang indah White Traventines dengan latar kota Pamukkale di bawah sana.

Antique Pool
Antique Pool
Nyobain berendem
Nyobain berendem
Antique Pool/Cleopatra's Pool
Antique Pool/Cleopatra’s Pool

Setelah melewati area White Traventines, saya kemudian sampai di Hierapolis. Bangunan teater yang besar nampak berdiri di atas bukit  1 kilometer dari tempat saya berdiri.Sinar matahari senja menyinari reruntuhan kota Hierapolis dan membuat reruntuhan ini berwarna orange terang. Saya kemudian berjalan menuju gedung teater namun akhirnya saya menyempatkan diri mengunjungi Ancient Pool. Ancient Pool atau Cleopatra Pool adalah kolam pemandian jaman Romawi yang masih bisa kita nikmati sampai sekarang. Dengan bayaran tertentu, kita dapat berendam di air hangat bersama pilar-pilar bergaya Ionic. Dahulu kala, banyak orang yang pergi ke Hierapolis untuk menikmati air panasnya yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit. Hierapolis pun terkenal sebagai kota spa dan banyak orang sakit yang pergi kesana untuk berendam. Gempa bumi yang melanda Hierapolis pada abad ke 7 menyebabkan bangunan-bangunan runtuh termasuk pilar-pilar yang ada di dasar kolam. Saya pun kemudian mencoba berendam di kolam yang usianya sudah lebih dari seribu tahun ini. Kolam ini dipercaya pernah dipakai oleh Cleopatra dan kekasihnya Mark Anthony ketika mereka menghabiskan waktu mengunjungi Hierapolis. Kolam yang airnya kaya mineral ini tidak begitu panas dan airnya hanya suam-suam kuku saja menurut saya. Keistimewaannya hanya pada usia dan sensasi berenang di antara pilar-pilar Ionia yang ada di dasar kolam. Saya pun tidak menghabiskan waktu lama disini karena akan melanjutkan berkeliling di situs Hierapolis.

Hierapolis
Hierapolis
Nymphaeum
Nymphaeum
Grand Theater
Grand Theater
The Facade
The Facade
Grand Theater dengan latar Lembah Menderes
Grand Theater dengan latar Lembah Menderes
Necropolis-Sarcophagus
Necropolis-Sarcophagus

Reruntuhan kota Hierapolis memang tidak seutuh Ephesus, namun Hierapolis memiliki nilai lebih yang tidak dimiliki oleh Ephesus, yaitu Necropolis (pemakaman). Hierapolis memiliki necropolis yang luas dan dikatakan merupakan necropolis dengan kondisi terbaik dari semua situs Romawi di Turki. Gedung teaternya juga masih utuh dan memiliki kapasitas 15 ribu orang. Gedung teater ini menghadap Lembah Menderes dan kita dapat menikmati pemandangan indah ketika duduk di salah satu kursinya. Ketika berjalan-jalan di Hierapolis sore itu (atau lebih tepatnya malam itu..pukul 19:00) saya tinggal sendirian berjalan-jalan diantara reruntuhan kota. Tidak seperti saat di Ephesus yang panas dan banyak orang, saya sangat menikmati waktu saya di situs ini. Saya mencari bangunan yang menjadi salah satu tujuan mengunjungi Pamukkale, Martyrion of St Philip ( Makam Santo /Rasul Filipus).

Martyrion of St Philip
Martyrion of St Philip
Reruntuhan Gereja
Reruntuhan Gereja
View from Martyrion St Philip
View from Martyrion St Philip
Ionic Pillars
Ionic Pillars

Menurut tradisi gereja, Rasul Filipus dan kedua anak perempuannya pergi menginjili di daerah Phrygia. Rasul Filipus berhasil menginjili daerah tersebut namun akhirnya menjadi martir dengan meninggal disalib terbalik di Hierapolis.Martyrion of St Philip terletak di lokasi dimana Rasul Filipus disalibkan. Ketika saya berada disana matahari senja sudah mulai tenggelam dan sinarnya yang jingga menyinari pilar-pilar serta bangunan di sekitarnya.Sungguh indah dan damai, terlebih jika sendirian disini. Hierapolis adalah salah satu tempat yang paling saya suka pemandangannya selain Bukit Ayasoluk di Selcuk.

Frontinus Gate
Frontinus Gate
Sunset on Hierapolis
Sunset on Hierapolis
Latrine (toilet)
Latrine (toilet)
Frontinus Gate
Frontinus Gate
Bath
Bath
Frontinus Gate
Frontinus Gate
Pipa air kuno
Pipa air kuno
View of Pamukkale
View of Pamukkale
Selfie with new friends
Selfie with new friends

Setelah puas berjalan-jalan di Hierapolis saya pun kemudian bergegas kembali ke Hotel. Saya kembali menuruni White Traventines bersama para turis yang akan pulang. Saya iseng mendokumentasikan perjalanan saya menuruni White Traventines ini dan akhirnya bertemu dengan sekelompok turis dari Turki, Rusia, dan Spanyol. Saya sempat berkenalan dan ngobrol dengan mereka yang tertarik ketika saya bilang saya berasal dari Indonesia. Ternyata menurut mereka Indonesia itu indah sekali dan merupakan salah satu wish list mereka. Kita boleh bangga. Turis luar saja mengagumi keindahan tanah air kita. Saya berkenalan dengan Tanya dan ayahnya Sergei yang berasal dari Rusia. Ayah dan anak ini berwisata ke Pamukkale dan tinggal selama beberapa hari untuk menikmati keindahan tempat ini. Dari Tanya yang juga fans berat Lord Of The Rings, saya belajar beberapa kata dalam bahasa Rusia. Sayang sekali saya hanya bisa menghabiskan waktu sebentar bersama mereka karena kami segera berpisah ke hotel masing-masing. Setelah keluar dari area White Travertines, saya pun segera mengunjungi restoran Lamuko Lokanta. Restoran Korea ini menjadi pilihan saya karena saya kangen nasi hahaha..Setelah lama tak makan nasi, saya pun memesan sepiring nasi goreng dan segelas Raki. Puas bersantap, saya pun berjalan ke hotel untuk beristirahat dibawah buaian Raki 😛

What you should not miss : berendam di kolam White Traventines, Martyrion of St Philip, Temple of Apollo, Grand Theater, Latrine, Frontinus Gate, Necropolis,Plutonium, Hierapolis Museum.

Opening Hours : 08:30-19:30

Entrance Ticket : 35 Lira, Ancient Pool : 32 Lira

How to get here : Naik bis dari Istanbul atau kota lain ke Denizli dan lanjut naik dolmus ke Pamukkale. White Travertines dapat dicapai dengan jalan kaki dari Pamukkale.

 

 

6 Comments

  1. Halo mas Hendro,

    Salam kenal sebelumnya, namaku Dimas dan ada rencana ke Turki liburan bareng anak dan istri summer 2016 nanti. Informasinya bagus dan informatif banget, terutama bagi para budget travel. Saya sudah baca informasi tentang Selcuk dan Pamukkale dan sepertinya kedua tempat ini jadi list wajib saya kalau nanti ke Turki (selain Istanbul tentunya).

    Ada hal yang mau saya tanyakan sebelumnya:
    1. Untuk Selcuk, kalau boleh tahu apakah worthed kalau sewa day tour atau lebih baik jalan sendiri saja jika saya dan keluarga mau jalan-jalan ke Ephesus, Basilica St. John, dan Virgin Mary’s House? Angkutan umumnya banyak tersedia atau lumayan lama mas dari Selcuk Otogar?
    2. Untuk Pamukkale, mungkin saya dan keluarga akan sama dengan mas Hendro naik bus dari Selcuk Otogar, sebelum kemudian jalan2 disana. Pertanyaannya juga mungkin sama, apakah worthed jika ikut day tour atau jalan sendiri saja kalau mau ke Traventines, Hierapolis dan Sacred, Cleopatra’s Pool? Lebih baik naik angkutan umum atau taksi ya kalau jalan sendiri?
    3. Apakah ada rekomendasi tempat meninap dekat Selcuk Otogar atau di Pamukkale mas kalau saya bawa keluarga? Atau rekomendasi lokasi penginapan yang akses kemana-mananya mudah? Rencananya saya menginap semalam di Selcuk dan semalam di Pamukkale.

    Terima kasih sebelumnya dan semoga pertanyaan saya bisa dijawab kalau mas Hendro ada waktu.

    Salam,
    Dimas

    • Salam kenal juga mas Dimas, terima kasih buat respon positifnya tentang blog saya. saya jawab ya pertanyaannya :

      1. Saya rasa lebih baik jalan2 mandiri saja di seputaran Selcuk jika hanya ingin mengunjungi Efesus dan Basilica St John. Basilica St John letaknya tidak jauh dari Otogar dan ada dolmus yang lumayan sering untuk ke Efesus. Mungkin yang agak susah dikunjungi tanpa kendaraan pribadi itu Rumah Bunda Maria.Tapi mengingat mas Dimas pergi bareng keluarga, mas bisa sewa taxi yang ada di otogar. Biasanya ongkos taksi pp termasuk waktu tunggu taksi ketika kita mengunjungi RumahBunda Maria.
      2. Sama seperti diatas, lebih baik jalan2 sendiri kecuali mas mau denger penjelasan dari tour guide. Selain naik bis, mas juga bisa naik kereta dari Selcuk,harga lebih murah tapi msti naik dolmus lagi dari Denizli. Dolmus turun di pintu masuk bawah dari traventines, mas n keluarga bisa langsung naik ke traventines n lanjut ke hierapolis dan cleopatra pool.
      3. Ada banyak penginapan murah di sekitar otogar tapi berhubung saya pergi solo, jadi saya tinggal di hostel. tahun 2014 saya tinggal di Nur Pension n taun ini saya akan tinggal di ANZ guesthouse tak jauh dari otogar.Mas bisa cari2 di Booking.com dengan keyword selcuk otogar. Kalau mas berniat nginap di Pamukkale, mas bisa coba Artemis Yoruk Hotel. Lumayan murah dan sarapannya mantap. Selain itu kalau menginap di Pamukkale, mas bisa menikmati pemandangan matahari terbenam di Hierapolis yang sangat indah (one of my best experience in Turkey). Kekurangannya, Pamukkale terlalu touristy dan mahal. Kalau mau lebih murah mas bisa nginap di Denizli, cari penginapan yang dekat dengan stasiun kereta sehingga mas ga repot bawa2 tas ke pamukkale.

      Semoga bisa membantu. Happy travelling.

  2. Halo mas Saya Defir, mau nanya nih kira2 kalo pengen ke aphrodisias naik apa ya?
    Bagusnya nginep dimana kalo dari arah cappadocia dan cuma punya waktu 1 hari setengah di selcuk-pamukkale, thank you

    • Halo mas demir. Klo mau ke aphrodisias lebi baik naik kendaraan pribadi,walau bisa jg naik dolmus tapi rutenya muter2 kalo dri selcuk. Bisa naik taxi dari Pamukkale,ada jg yg ikut day tour ksana.klo cuma punya 1.5 hari mending nginep di selcuk.dari cappadocia mas naik bis malam sampai di pamukkale jalan2 skitar 3jam lanjut naik bis ato kereta ke selcuk.nginep smalem di selcuk n bsknya explore seharian.

Leave a Reply