Setelah berkendara selama setengah jam dari Miletus menyusuri jalan pantai, saya pun akhirnya tiba di Didyma (Didim). Tujuan utama saya di sini adalah mengunjungi Kuil Apollo yang merupakan kuil terbesar no 3 di jaman kuno setelah Kuil Artemis di Ephesus dan Kuil Hera di Samos. Didim bukanlah tujuan utama turis di Turki, sama seperti Miletus,Didim tidak ramai dikunjungi seperti Ephesus. Saya tertarik mengunjungi kuil ini sebelum saya mengunjungi reruntuhan Kuil Artemis di Ephesus untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata mengenai bangunan kuil Yunani. Perjalanan dengan motor membuat saya lelah namun tetap antusias mengunjungi kuil sang dewa matahari ini. Setelah memarkir motor, saya pun berjalan menuju kuil yang pilar-pilarnya dapat saya lihat sepanjang perjalanan.
Didyma adalah kota tua yang letaknya tak jauh dari Miletus. Didyma terkenal akan Kuil Apollo dan Oracle (Peramal)nya yang terkenal. Dewa Apollo memang dikenal mempunyai kemampuan untuk meramalkan masa depan. Ada dua Oracle yang terkenal di jaman Yunani kuno yaitu di Delphi (Yunani) dan satu lagi di Didyma. Biasanya orang yang akan meminta petunjuk Oracle akan datang mengunjungi Delphi atau Didyma. Orang yang akan bertanya pada Oracle akan menyucikan diri dengan mandi kemudian memberi persembahan di altar dewa Apollo sementara sang Oracle akan bertanya kepada sang pemohon apa yang ingin dia ketahui. Sang Oracle kemudian akan mencelupkan kakinya ke dalam mata air suci dan kemudian dia akan memberitahukan jawabannya kepada pendeta yang biasanya dalam bentuk puisi.Banyak tokoh sejarah yang pernah berkunjung untuk menanyakan masa depan mereka di Didyma, seperti Kaisar Trajan dan Kaisar Agustus.Oracle Dydima juga pernah memiliki andil dalam Penganiayaan Besar (Great Persecution) bangsa Romawi terhadap pemeluk agama kristen. Kaisar Diocletian yang ditekan oleh Kaisar Galerius akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada Oracle mengenai apa yang harus dilakukan terhadap orang-orang kristen. Oracle menjawab bahwa orang-orang kristen adalah musuh para dewa sehingga harus dimusnahkan. Sejak itulah, Penganiayaan Besar dibawah Kaisar Diocletian dimulai. Atas perannya dalam penganiayaan orang kristen, Kaisar Constantine , kaisar romawi pertama, menutup Kuil Didyma dan menghukum mati para pendetanya.
Kuil Apollo ini berukuran besar dengan 122 pilar batu yang menyokong atapnya. Dari 122 pilar tersebut hanya ada 3 pilar yang masih utuh berdiri. Dengan luas 5500 meter persegi, kuil ini berukuran dua kali lipat kuil Parthenon di Athena. Kuil besar ini menampung banyak pemuja Apollo yang biasanya berjalan kaki melalui Jalan Suci (Sacred Way) dari Miletus yang jaraknya 12 km dari Didyma. Jalan Suci ini dulunya di penuhi patung-patung dewa dan monumen di kiri dan kanannya.Kuil besar ini tak pernah selesai dibuat oleh pembangunnya. Beberapa pilar bahkan masi terlihat setengah jadi. Bayangkan kalau Kuil ini benar-benar selesai, pasti akan menjadi salah satu Keajaiban Dunia zaman kuno.
Ketika berjalan-jalan diantara pilar-pilar berukuran besar ini, saya bertemu dengan beberapa turis asing yang sibuk berfoto ria dengan pilar-pilar tersebut. Saya pun kemudian berkenalan dan ujung-ujungnya minta difotoin haha..mumpung ada yang mau bantuin. Saya sempat berkenalan dengan David dan Sennur yang sedang keliling Turki. Mereka menyarankan saya untuk pergi ke Cesme untuk menikmati pantai dan bentengnya. Sounds like an interesting place to go..waktu pun menunjukkan pukul 3 sore, saya harus kembali ke Selcuk untuk mengunjungi Ephesus karena saya tidak akan sempat lagi ke sana esok harinya. Saya pun segera berangkat menuju Selcuk di bawah penyertaan hangat sang dewa matahari
Things you should not miss : pilar-pilar raksasa , ruang naiskos (tempat Oracle menyampaikan ramalan, relief Medusa,relief Griffin
Opening hours :08:00-1830
Entrance ticket : 10 Lira
How to get here :
– Ikut tour PMD (Prienne, Miletus, Didyma)
– Naik kendaraan sendiri menyusuri jalan raya d525 melewati Soke (lengkapnya klik disini)