Berkunjung ke suatu tempat tanpa belanja oleh-oleh rasanya kurang afdal untuk turis Indonesia. Apapun wujudnya, oleh-oleh merupakan hal yang wajib dibeli untuk diberikan kepada keluarga atau teman di tanah air. Ketika saya berada di Istanbul, ada dua tempat yang umum dikunjungi turis untuk membeli oleh-oleh yaitu Grand Bazaar dan Spice Market.
Grand Bazaar atau Kapali Carsi adalah salah satu pasar tertua di dunia. Pasar ini dibangun pada tahun 1455 oleh Sultan Mehmed II tak lama setelah Penaklukan Constantinople. Pasar yang terdiri dari 61 gang ini menampung sekitar 3 ribu toko dengan barang dagangan yang beragam. Saya pergi ke Grand Bazaar dua kali dan dua kali pula saya tersesat di dalamnya. Pasar yang luas ini memang membingungkan seolah selasar yang terdiri dari berbagai toko. Toko-toko di Grand Bazaar menyediakan berbagai barang dan oleh – oleh yang dapat kita tawar sebelum membeli. Pemilik toko biasanya ramah dan tidak memaksa kita untuk membeli dagangannya. Tak heran jika ketika kita belanja, mereka akan menawarkan segelas Cay (teh) untuk kita minum. Ketika saya pergi mengunjungi pasar ini saya membeli sebuah kaos putih bergambar Tram Nostalgia seharga 10 Lira setelah saya tawar. Ternyata ketika saya pergi ke toko lain, ada yang menawakan kaos yang sama dengan harga 5 Lira saja. Wah..ternyata saya salah nawar hahaa..Selain baju, saya juga melihat banyak penjual karpet, teh, kopi, dan beragam pernak-pernik ala Turki. Pasar ini banyak dikunjungi oleh para turis dan tak heran kalau di pasar ini tersedia juga banyak Money Changer. Jika anda mau menukarkan Dollar atau Euro anda, Grand Bazaar adalah tempat terbaik. Money Changer di Grand Bazaar menawarkan rate yang paling bagus dibandingkan dengan di kawasan yang biasa ditinggali turis seperti Sultanahmet dan Taksim.
Spice Bazaar atau Misir Carsi (Pasar Mesir) adalah pasar yang terletak di kompleks Yeni Camii ( Mesjid Baru) di Eminonu. Pasar ini dinamakan Pasar Mesir karena dulunya pasar ini dibangun dari pajak yang dipungut di Mesir. Sesuai dengan nama barunya, Spice Market, pasar ini menjual beragam rempah dan buah-buahan kering. Pasar ini lebih banyak dikunjungi oleh penduduk lokal untuk berbelanja ketimbang Grand Bazaar. Saya pun lebih suka belanja di sini dibandingkan dengan Grand Bazaar yang terlalu luas bagi orang yang tidak begitu suka aktivitas shopping. Saya tertarik dengan banyaknya rempah-rempah, jenis-jenis teh dan juga buah-buahan kering yang ditawarkan di tempat ini. Seorang penjual bahkan meminta saya untuk mencium keharuman teh apel kering yang dijajakannya. Rata-rata harga teh, rempah dan buah-buahan kering ditawarkan per kilogram namun kita bisa juga membelinya per 100 gram. saya membeli 200 gram teh apel seharga 5 Lira saja. Agak menyesal rasanya cuma beli sedikit, karena ketika saya seduh dan minum di rumah rasanya segar sekali. Seandainya saya beli lebih banyak waktu itu. Selain teh, saya juga membeli buah ara kering dan Turkish Viagra..nah lohhh…apa itu Turkish Viagra?? Saya tertarik dengan gurauan sang penjual yang menawarkan kepada saya.” You try this, you will be strong all night”.Turkish Viagra ternyata adalah buah ara dan sedikit almond ditengahnya. Orang turki percaya bahwa buah ara dan almond adalah aprosidiak alami yang dapat meningkatkan gairah. Saya pun iseng membeli karena saya memang doyan buah ara dan almond tentunya hahaha.
Setelah membeli buah-buahan kering, saya sayup-sayup mendengar beberapa orang berbicara dalam bahasa Indonesia. Saya pun mencari asal suara tersebut dan menemukan beberapa turis Indonesia sedang berbelanja gantungan kunci dan pernak-pernik hiasan. Dari mereka saya mengetahui harga sebuah gantungan kunci khas Turki yang hanya 1 Lira saja per buah. Saya pun membeli beberapa untuk keluarga dan teman-teman di tanah air. Selain itu rasanya kurang pas jika ke Turki tanpa membeli Turkish Delight. Saya pun segera mencari penjual Turkish Delight di pasar rempah ini. Tidak sulit untuk menemukan penjual Turkish Delight, saya hanya perlu keluar dari Spice Market dan menemukan Turkish Delight yang harganya lebih murah dari di dalam pasar. Saya membeli sekilo Turkish Delight seharga 5 Lira saja. Murah kan?Sudah..sudah cukup saya menghabiskan waktu di pasar ini.Saya membawa se-tas penuh barang belanjaan dan masih ingin melanjutkan perjalanan saya, tapi hiasan Saint George dan Yesus Kristus amat menarik hati saya. Saya pun tergiur dan membelinya. Setelah membeli, saya buru-buru keluar dari pasar sebelum saya tergoda untuk belanja lagi, Ahh…Shopping is really not my thing.
Things you should not miss : belanja baju dan menukar uang di Grand Bazaar, Burnt Column of Constantine, belanja buah-buahan kering, teh, dan rempah di Spice Bazaar
Entrance Ticket : gratis
Opening Hours : 08:30-19:00
How to get there :
– Grand Bazaar dapat dicapai dengan Tram 1 Baciglar – Kabatas,turun di stasiun Grand Bazaar.
– Spice Market dapat dicapai dengan Tram 1 Baciglar – Kabatas, turun di Stasiun Eminonu, sebrangi jalan ke arah Yeni Camii (Mesjid Baru) dan Spice Market ada di sebelah mesjid.
[…] kemegahan Hagia Sophia dan Blue Mosque yang berdiri berhadap-hadapan di Sultanahmet? Atau keramaian Spice Market dengan warna warni rempah yang siap menjadi buah tangan para pengunjung? Belum lagi romansa Selat […]
[…] matahari dan suasana ramai orang yang hilir mudik menuju ke arah Pasar. Walaupun tidak seheboh Grand Bazaar di Istanbul, pasar ini cukup menghibur dengan banyaknya barang jualan yang tersedia. Seorang […]
[…] ingin membaca artikel saya tentang Grand Bazaar dan Spice Bazaar yang lebih lengkap silahkan klik di sini dan jika anda ingin membaca tentang Ortakoy silahkan klik di […]
Mas Hendro, yg Sanliurfa ngga ada review ya?
Wah saya belom sampe Sanliurfa mainnya.maybe someday